Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Wednesday, March 19, 2014

Apakah kamu orang yang defensif?

Di posting kali ini saya ingin berbagi tentang salah satu jenis tipe dari serangkaian kepribadian dilihat dari bagaimana seseorang menghadapi suatu masalah dan menghadapi kritikan.

What is defensive?
Ada tipe orang yang sangat mudah menerima kritik dari rekan kerja, dari atasan, bahkan dari bawahan tentang perfoma kerjanya. Namun ada juga tipe orang yang sangat sulit menerima kritikan dan bersikeras bahwa perilaku yang dilakukannya tersebut adalah yang paling benar meskipun ternyata perilaku tersebut terbukti salah.
Tipe orang yang kedua ini dinamakan dengan defensif. Meskipun ada alasan untuk menjadi defensif pada situasi tertentu, tapi sifat ini tidak dianjurkan. Kepribadian ini tidak akan membuat kamu sukses, tidak juga membuat kamu memiliki hubungan yang lebih erat dengan orang lain. Menjadi seseorang yang defensif berarti membuat sinyal yang buruk terhadap relasi anda baik di dalam hubungan pekerjaan ataupun sehari-hari. Tipe orang seperti ini mencirikan anda sebagai orang yang tertutup, berpikiran insecure, dan terlalu emosional.

Examples of Defensive Behaviors
Berikut beberapa contoh perilaku yang biasanya dimiliki oleh orang yang defensif..
Apakah ada di antara kamu yang sering merasakan hal seperti di bawah ini?

  1. Apabila saya mendapatkan feedback/ masukan negatif dari orang lain, selalu ada alasan-alasan di kepala saya yang menyatakan bahwa masukan tersebut tidak benar dan perilaku yang saya lakukan sangat beralasan.
  2. Saya sering berbicara dengan cepat dan menyatakan kalimat dengan banyak poin-poin tanpa mengambil jeda untuk bernafas.
  3. Saya sering berhenti mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh rekan saya (apabila terlintas sesuatu yang tidak saya setujui).
  4. Saya mencari justifikasi bahwa pekerjaan saya tidak berhubungan dengan kemampuan atau usaha yang saya lakukan. (misal dengan berkata bahwa : "Anda tidak memberikan saya waktu yang cukup untuk menyelesaikan ini...", atau "Dia tidak menyediakan ..... agar aku bisa menyelesaikan tugas ini.")
  5. Jantung saya berdetak cepat saat saya mulai mendapatkan feedback/ umpan balik, terutama saat diskusi kelompok.
  6. Saya memulai respon saya terhadap feedback dengan kata 'tapi..'
  7. Saya memberikan respon atas kritik terhadap saya dengan cara mengkritik pekerjaan orang lain juga.
  8. Saya menggunakan sarkasme untuk 'membelokkan' kritikan terhadap saya
  9. Saya melipat kedua tangan saya dan menutupi badan saya dari orang yang memberikan umpan balik/ feedback pada saya.
  10. Saya tersenyum dan mengangguk-anggukan kepala dengan alasan agar orang yang memberi kritikan pada saya cepat selesai bicara 
Bila paling tidak 6 diantara 10 pernyataan tersebut seringkali kamu rasakan, mungkin kamu termasuk kepada golongan orang yang defensif.

If yes, why don't you continue read this... 

Why people become defensive?
Sebenarnya, menjadi defensive merupakan bentuk ekstrim dari mekanisme pertahanan diri, atau dalam Psikoanalisa sering disebut dengan defense mechanism. Setiap manusia yang normal akan memiliki mekanisme pertahanan dirinya masing-masing. Yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya adalah jenis defense apa yang digunakan. Mengenai jenis defense, lain kali akan saya jelaskan di posting yang berbeda :)

Kebutuhan untuk mempertahankan diri muncul dalam diri seseorang yang defensif. Ia senantiasa mempertahankan hak serta segala sesuatu yg menurut dirinya baik. Jika kebutuhan ini begitu besar dalam diri seseorang melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya maka seseorang dinamakan memiliki kepribadian defensif.
Ciri-ciri orang dengan kepribadian defensif biasanya memiliki prinsip kuat dalam mempertahankan pendapatnya. Ia lebih suka mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa dibantu orang lain. Orang ini terkadang tertutup, sulit untuk bicara dan keras kepala.
Seorang individu yg defensif selalu terbiasa berada pada situasi yang stressful karena ia selalu memiliki dorongan yang kuat untuk 'menahan' mental situasi-situasi yang tidak ia senangi. Apabila tingkat agresifitas individu yg bersangkutan cukup tinggi maka ia akan bertahan dengan melakukan penyerangan. Penyerangan seperti apa yang dimaksud? Bisa jadi bersifat agresif destruktif, atau bahkan sama sekali apatis.

Seseorang yang defensif selalu mencari sesuatu yang dapat menutupi kesalahan diri nya.

Menjadi seseorang yang defensif sebenarnya bukan tanpa alasan. Sifat ini muncul karena latar belakang pengalaman yang kompleks dan melekat kepada kepribadian seseorang. Berikut faktor-faktor yang menjadi alasan mengapa seseorang bisa bersifat defensif.
  • Tidak siap merasakan sakitnya dikritik
Perasaan tidak enak yang muncul saat dikritik akan berdampak berbeda-beda pada setiap orang. Bagi orang yang senang mengembangkan diri dan membuat perbaikan-perbaikan, sebuah kritik bisa menjadi suatu hal yang menyenangkan dan sama sekali tidak menyakitkan. Namun, bagi orang-orang yang defensif, rasa tidak enak saat dikritik akan mengakibatkan proses mentalnya 'disturbed' sehingga muncul perasaan ingin mempertahankan diri.

  • Tidak suka menerima perubahan
Kepribadian seseorang sangat erat kaitannya dengan bagaimana orang tersebut bertindak terhadap perubahan. Dengan mendapat kritikan negatif, ada sesuatu dari luar yang mendorong dirinya untuk melakukan perubahan. Untuk orang yang tidak suka dengan perubahan (biasanya orang yang konvensional, keras kepala, malas untuk berubah) sebuah kritikan bisa menjadi suatu ancaman sehingga perilaku yang dikeluarkan setelah mendapat kritik adalah mempertahankan diri dan malah meyakinkan orang lain bahwa perilakunya yang salah itu benar.

Can we change the defensive personality?  
Merubah kepribadian bukan sesuatu yang mudah, tapi bisa dilakukan dengan perlahan dengan membiasakan diri. Mulailah belajar untuk 'membaca' sinyal diri kamu. Apabila perasaan tidak enak itu muncul saat menerima kritikan, mulailah mengendalikan emosi dan mengontrol nafas. Yakinkan dirimu bahwa kritik yang akan diterima akan membuatmu lebih baik dan memperkaya diri. Pupuklah rasa ingin tahu dan kemauan untuk belajar sesuatu yang baru. Meski terkadang sulit melawan perasaan tidak enak itu, pada akhirnya kamu akan menemukan perasaan yang lega bahwa kamu sudah bisa mengontrol ego mu sendiri. Perlahan tekanan di lingkungan akan menghilang, orang yang dapat mengontrol defensiveness juga dapat meningkatkan kualitas obrolan di dalam sebuah team bahkan meningkatkan nilai kamu dalam sebuah hubungan kerja.

But afterall, penulis juga sedang melawan sifat defensif yang selama ini melekat pada kepribadian. Ada kala nya kita harus belajar menerima kekurangan dan mengisinya dengan pengetahuan baru yang jauh lebih bermakna :)




Sumber :
- Psychology Today http://www.psychologytoday.com/blog/making-your-team-work/201403/are-you-being-defensive
- Blogger : http://sitaskndr.blogspot.com/2012/02/12-kepribadian.html
- Dan pengalaman pribadi :p