Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Sunday, June 29, 2014

Alasan-alasan Mengapa Seseorang Diam dalam Rapat



Wise man say Silence is Golden..
but for nowadays I think that sentence is no longer valid, for some situation we are pushed to be more vocal for being included in a meeting, debate or something like that..
tapi untuk beberapa orang, perilaku diam masih menjadi pilihan (kadang bagi saya juga). Misalnya dalam meeting di kantor, ada situasi tertentu yang membuat kita berada pada suatu pilihan, harus berbicara atau diam. Kadang, dalam hal tertentu kita lebih memilih untuk diam padahal kita bisa saja berbicara... kenapa ya?
Berikut alasan mengapa seseorang lebih memilih untuk diam.

1. Tidak tahu.
Seseorang akan memilih untuk diam apabila dirinya tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini terjadi karena dirinya tidak memiliki bekal berbicara.

2. Tahu, tapi takut untuk berbicara.
Seseorang memilih untuk diam dengan alasan karena meskipun ia tahu apa yang harus dikatakan, tapi dia takut untuk berbicara. Alasannya macam-macam, bisa takut salah, malu, atau segan kepada lawan bicara.

3. Tahu, tidak takut berbicara, tapi biasanya orang lain selalu mematahkan pendapat tersebut.
Hal ini terjadi dengan seseorang yang biasanya punya bos/ atasan atau bahkan rekan kerja yang tidak kooperatif. Kadang, saat dirinya berbicara atau mengungkapkan pendapat, ia selalu mendapatkan penolakan sehingga ia memilih untuk diam saja meskipun ide nya itu brillian.

4. Tahu, tidak takut berbicara, ada kesempatan didengar, tapi tidak yakin usul/ sarannya akan dilakukan.
Biasanya orang semacam ini sudah lelah dengan segala usaha atau perkataan yang ia lontarkan saat rapat, karena seringnya tim yang ia miliki tidak memiliki kompetensi atau bahkan kemauan untuk mengerjakan ide yang ia utarakan tersebut.

5. Tahu, tidak takut berbicara, ada kesempatan didengar, yakin usulnya akan dilakukan tapi sistem yang berjalan tidak memungkinkan usulan tersebut dijalalankan dengan baik.
Biasanya perusahaan/ organisasi besar yang sudah memiliki sistem yang statis membuat kita kesulitan dalam membuat perubahan baru atau usulan yang fundamental. Orang-orang seperti ini lebih memilih untuk diam karena memang sistem yang berjalan sudah tidak bisa diapa-apakan lagi.

6. Apatis.
Kalau sudah apatis dengan keadaan, segala alasan apapun sudah tidak bisa membuat seseorang berbicara.

Mudah-mudahan kita yang masih takut berbicara di depan rapat masih dalam tahap 2, atau paling tinggi 3.. karena kalau sudah terbentur dengan sistem.. apalagi sampai kebiasaan tersebut membuat kita apatis, akan sangat sulit mengembalikan keyakinan kita kembali ke proses bisnis yang produktif di organisasi tersebut.