Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Monday, December 28, 2015

Tips penting lulus tes masuk Pertamina

Kantor Pusat Pertamina (Persero) Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.

Banyak yang bertanya pada saya mengenai tips/ kiat khusus menjalani tes di Pertamina. Sebelum mengikuti tahapan rekrutmen BUMN migas khususnya Pertamina, yuk perhatikan beberapa tips berikut ini biar prosesnya lebih lancar dan mantap.

1. Ikuti semua persyaratan dasar administrasi


Dalam rekrutmen, Anak perusahaan Pertamina mensyaratkan hal yang mungkin berbeda dengan anak perusahaan lainnya. Usahakan semua persyaratan administrasi dilalui dengan baik dan selengkap-lengkapnya. Apabila diminta TOEFL, maka lakukan tes TOEFL, bukan TOEIC, prediction atau yang lain. Jangan lupa sertakan Surat kesehatan dokter, atau Surat Kelakuan baik dari Kepolisian apabila memang diminta. Ingat, kamu akan bersaing dengan ribuan peserta lainnya. Maka, persiapkan kelengkapan administrasi dengan sebaik-baiknya. Namun, tidak perlu menyertakan sertifikat yang tidak perlu. Apabila kamu sangat ingin menyertakan sertifikat yang penting menurutmu, pilih maksimal 2 (dua) yang cukup mewakili kompetensimu saat ini. Apabila berlebihan, kamu akan dianggap over confidence oleh recruiter.


2. Jangan ngotot dengan nilai yang kurang
http://recruitment.pertamina.com/

Apabila minimal IPK yang diminta oleh Pertamina adalah (misalnya) 3.00 sementara IPK kamu ternyata 2.95 maka kamu tidak perlu ngotot untuk mengirimkan lamaran. Dari segi administrasi kamu sudah berada di  luar populasi pencarian kandidat oleh perusahaan. Rekruter pun tidak akan lagi melihat kelengkapan dokumen lainnya. Ingat, kamu bersaing dengan ribuan (bahkan puluhan ribu) orang di luar sana yang mungkin IPK nya di atas 3.5
Begitu pula dengan nilai TOEFL atau batas kelulusan lainnya. Apabila ada salah satu yang kurang dari persyaratan, biasanya perusahaan tidak akan memberikan toleransi.
Ingat, rejeki sudah ada yang mengatur.

3. Latihan tes bahasa Inggris. 

Meskipun sudah dilampirkan dokumen TOEFL yang diminta oleh rekruter, tes bahasa inggris biasanya akan dilakukan. Ada 2 kemungkinan tes yang harus dilakukan : online atau langsung. Dilihat dari segi kemudahannya, memang tes online akan sangat lebih mudah karena kita hanya diminta mengerjakan beberapa soal pilihan ganda di depan komputer. Namun tes bahasa inggris langsung juga sering dilakukan oleh Pertamina (kerjasama dengan pihak ke tiga). Untuk melakukan tes ini, persiapkan latihan sebanyak-banyaknya mencakup grammar, vocabulary, dan yang paling penting adalah Listening karena kita kadang kesulitan mendengarkan native english secara langsung. Semakin banyak soal yang kita santap, semakin encer otak kita dalam menerima soal-soal lainnya.

4. Persiapkan mental dan fisik untuk tes psikologi/ psikotes  


Ingat, psikotes adalah kegiatan ‘memotret’ kondisi psikologi seseorang (mencakup intelegensi dan kepribadian). Oleh karena itu,  persiapkan potret diri kamu sebaiknya dengan melakukan hal berikut :
- TIDAK berlebihan saat sarapan. Kurangi karbohidrat yang banyak karena akan mengakibatkan ngantuk 
- Tidur 8 jam sebelum psikotes, menurut penelitian jam waktu tidur seperti ini paling ideal untuk merelaksasi pikiranmu nantinya.
- Persiapkan alat tulis : pensil HB, pensil 2B, bolpoin, penghapus, rautan, dan papan alas tulis.
Psikotes yang paling sering digunakan adalah yang berkaitan dengan kata-kata/kalimat, hitungan, dan menggambar.

5. Tidak terlambat pada saat menghadiri tes 

Usahakan datang minimal 15 menit sebelum jadwal tes. Setengah jam sebelum tes adalah waktu yang ideal. Apabila kita belum tahu tempat tes nya, pastikan minimal sehari sebelumnya kita sudah mengetahui alamat  tempat tes yang jelas. Terlambat pada saat menghadiri tes akan mengakibatkan konsentrasi kamu terhambat, lagi pula ada jenis tertentu yang tidak membolehkan pesertanya sedikitpun terlambat.

6.  Persiapkan penampilan terbaik saat interview

Penampilan sangat menunjang kamu agar sukses interview baik dengan user maupun management. Untuk pria, gunakan kemeja polos, celana bahan, dan sepatu pantofel yang bersih. Kamu dapat menambahkan dasi dengan motif simple untuk kesan yang lebih rapi dan profesional. Hindari penggunaan kemeja flanel, motif berlebihan atau jeans. Meskipun nantinya kamu bisa jadi ditempatkan di lapangan, management Pertamina akan menjadikan kamu sebagai leader sehingga kamu harus siap memiliki penampilan yang rapi. Untuk perempuan, kamu bisa menggunakan kemeja/ blouse yang tidak terlalu ketat, rok panjang/ pendek maksimal selutut dengan warna gelap. Jangan berlebihan dalam make up. Usahakan untuk terlihat rapi dan professional. Jangan lupa bawa CV kamu sebagai bahan materi yang bisa kamu ceritakan kepada interviewer.
Namun hal yang terpenting pada saat interview adalah kemampuan kamu untuk menjawab pertanyaan. Simak tips interview nya di post sebelumnya.
Perhatikan juga tips interview kami lainnya di sini http://idolovemyjob.blogspot.co.id/2015/10/4-hal-yang-harus-dihindari-dalam.html

7. Nothing to lose

Proses rekrutmen di Pertamina memerlukan waktu yang cukup lama dari awal hingga akhir. Namun,percayalah bahwa setiap rencana Tuhan akan dilepaskanNya satu persatu di saat yang tepat. Jangan tutup kemungkinan lain yang mungkin muncul di hadapanmu pada saat menjalani kegiatan rekrutmen. Pastikan kamu memiliki komitmen dan pertimbangan yang matang dalam memutuskan sesuatu.
Berikan usahamu yang optimal, sisanya serahkan pada Tuhan YME. Bersiaplah menjadi energi terbarukan Pertamina!



PENTING! Pertanyaan yang sering muncul dalam wawancara kerja


Interview atau wawancara adalah salah satu proses penting yang harus dilalui pada saat proses masuk kerja. Pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh interviewer adalah sebagai berikut (dari http://seputarduniakerja.com) :

1. "Ceritakan tentang dirimu!"
Apabila interviewer ingin kamu menceritakan tentang dirimu, maka jawablah dengan padat dan tidak bertele-tele. Hal yang bisa kamu ceritakan antara lain :
  • Tempat lahir, umur, domisili saat ini, dengan siapa kamu tinggal
  • Latar belakang pendidikan, jurusan pendidikan
  • Sekarang bekerja di mana (bila sudah bekerja)
  • Kegiatan saat ini (apabila tidak bekerja/ fresh graduate)
  • Hobi yang memiliki nilai tambah (misalnya : musik, baca, masak, diving dll)
tips : kamu bisa latihan berbicara di depan cermin pada saat kamu menceritakan tentang dirimu, hal ini akan memperlancar bicara kamu nantinya.

2. "Apa pengalaman kerja kamu sebelumnya?"
Ceritakan tentang pengalaman kerja kamu sebelum melamar di perusahaan yang baru ini. Apabila kamu memiliki banyak pengalaman kerja, cukup ceritakan 2 tempat kerja yang pernah kamu jalani. Apabila kamu tidak pernah bekerja sebelumnya (fresh graduate) ceritakan tentang kegiatan kamu sebelum dan sesudah lulus, misalnya magang di mana, membantu dosen dalam mengerjakan suatu project, membuat buku, atau mengikuti kegiatan organisasi tertentu. 
Usahakan untuk tidak memperlihatkan kekosongan kegiatanmu (meskipun kamu memang benar tidak ada kerjaan) hal ini akan membuat nilai tambah bagi dirimu di depan recruiter. 

3. "Pernahkah kamu mengalami situasi yang sulit? Bagaimana cara kamu keluar dari permasalahan tersebut?"
Pertanyaan ini muncul untuk menganalisis bagaimana proses problem solving yang pernah kamu lalui di pengalaman sebelumnya. Untuk menjawab pertanyaan ini, berikan jawaban yang jujur dan tidak dibuat-buat.
  • Ceritakan salah satu pengalaman sulit yang telah dilalui jalan keluarnya. jangan pilih pengalaman yang buntu.
  • Libatkan tim/ teman-teman kerja dalam proses problem solving tersebut, hal ini dapat memperlihatkan bahwa kamu memiliki sense of team work. Namun ceritakan juga peran kamu saat memecahkan masalah tersebut.
  • Jangan menjelekkan seseorang atau kelompok tertentu dalam menjelaskan pengalaman tsb.

4. "Mengapa kamu keluar dari tempat kerja yang lama?"
Pertanyaan ini muncul untuk mengetahui persepsi mu dalam melihat suatu permasalahan. Ceritakan bagaimana kamu memutuskan untuk keluar dari tempat kerja yang lama, terutama dilihat dari segi pengembangan skill kamu. Jangan pernah menyudutkan seseorang atas keputusan yang kamu ambil. Alasan seputar ‘kompetensi’, ‘tantangan’, ‘tugas baru’, atau ‘karir’ biasanya akan didengar lebih menarik oleh rekruter. 

5. "Mengapa kamu melamar ke sini?"
Pertanyaan ini muncul untuk melihat minat dan kemauanmu dalam bekerja di lingkungan yang baru. Siapkan pengetahuan yang banyak mengenai perusahaan yang kamu apply saat ini. Jangan sampai alasan mengapa kamu melamar ke sana hanya karena tertarik dengan gajinya. Perlihatkan bahwa perusahaan baru ini sepertinya dapat menemui kesamaan dengan kebutuhan dan minat karirmu.

6. "Mengapa kami harus meng-hire kamu?"
Berikan alasan yang jelas karena hal ini memperlihatkan kemampuan spesifik mu agar perusahaan dapat meng-hire kamu. Tunjukkan perbedaanmu dengan orang lain dilihat dari segi kompetensi, pengetahuan, atau minat kerja dan beri buktinya dengan pengalaman yang pernah kamu lakukan. Jangan over confidence dengan janji-janji yang belum pernah dilakukan misalnya “saya orangnya rajin, kalau kerja saya pasti cepat” dan lain sebagainya.

7. "Berapa gaji yang kamu harapkan?"
Besaran gaji yang kamu harapkan dapat diinterpretasikN dengan berbagai hal antara lain, seberapa besar nilai kemampuan yang akan perusahaan ‘sewa’ darimu. Hal ini juga juga berarti seberapa besar perusahaan pantas menilai kemampuanmu. Bagi para experiencer, kenaikan gaji sebesar 20%–50% dari perusahaan yang lama tidak terlalu menjadi masalah apabila kamu bisa menjelaskan dengan baik alasannya.
Untuk para freshgraduate tidak ada salahnya mengorek informasi dengan pegawai existing, agar tidar terlalu berlebihan dalam menawar gaji. Hal yang terpenting adalah alasan mengapa kamu pantas digaji dengan besaran tersebut. Kamu dapat membaca artikel nya di sini : http://idolovemyjob.blogspot.co.id/2014/02/talk-about-salary.html 

Saturday, December 26, 2015

Sebelum apply lowongan kerja, baca dulu tips ini!

Untuk para fresh graduate yang sedang mencari kerja pertama kalinya, mencari lowongan pekerjaan di koran maupun media elektronik pasti menjadi kegiatan yang tidak asing lagi. Saking sulitnya mencari pekerjaan, kadang kita sering meng-apply/ mendaftar pekerjaan yang sebenarnya tidak kita ketahui dan kita sendiri tidak cocok untuk bekerja di sana. Ada beberapa tips yang harus dilakukan bagi para job hunter agar tidak terjebak dengan rekrutmen kerja yang salah atau tidak cocok dengan yang kita inginkan.

1. Pastikan kita ingin bekerja di salah satu posisi yang jelas.
Mengetahui jabatan apa yang kita inginkan di suatu perusahaan merupakan hal yang sangat wajib. Memang, beberapa perusahaan akan membuka lowongan sebagai ‘management trainee (MT) atau di bank erat dengan istilah ODP dll. Namun kita wajib mengetahui keinginan kita di posisi apa sesungguhnya, hal ini menjadi point tambahan bagi rekruter untuk meng-hire kamu nanti.

2. Ketahui tentang perusahaan tersebut
Ketahui dengan benar perusahaan yang akan kamu apply. Banyak perusahaan yang mengklaim dirinya perusahaan besar namun ternyata head hunter atau outsourcing company. Sah-sah saja bila ingin mendaftar, namun tentu kita ingin mendapatkan pekerjaan yang terbaik dan jelas jenjang karirnya.

3. Hati-hati penipuan
Banyak lowongan pekerjaan mengatasnamakan perusahaan besar namun ternyata penipuan. Perusahaan yang sering didompleng namanya antara lain : Pertamina, Mandiri, BRI, BCA, Telkom dll. Untuk menghindarinya kita perlu kroscek langsung ke call center perusahaan tersebut. Perlu diketahui juga kalau perusahaan besar biasanya tidak pernah meminta kandidatnya untuk mengeluarkan uang dalam bentuk apapun pada saat rekrutmen. Perusahaan besar juga biasanya mengadakan tes nya di kota besar atau domisili pelamar sehingga apabila kamu diminta untuk datang ke suatu tempat yang asing, perlu dilihat lagi apakah itu betulan perusahaan atau bukan. Jangan terkecoh dengan logo yang mereka gunakan di lowongan kerja.
Mendatangi job fair di kota besar adalah salah satu cara paling efektif menghindari penipuan lowongan kerja.

contoh penipuan mengatasnamakan PT Pertamina (Persero)


4. Tidak harus perusahaan besar
Memilih perusahaan besar memang sangat baik bagi kelangsungan karir, namun tidak ada salahnya memilih perusahaan menengah untuk awal karirmu. Bisa jadi kompetensi kamu lebih terasah dan lebih tajam untuk memasuki perusahaan besar selanjutnya. Yang perlu diperhatikan adalah mengenai latar belakang perusahaan, pastikan perusahaan yang akan kamu apply dapat dipercaya dan dapat memberikan nilai tambah bagi karirmu.


Kelebihan menjadi freshgraduate adalah kita masih memiliki peluang yang sangat besar untuk memilih dan dipilih dalam pekerjaan. Pastikan kamu percaya diri dan dapat memberikan nilai tambah bagi divisi di perusahaan yang akan kamu pilih nantinya. 

Wednesday, December 23, 2015

Psikotes dalam Rekrutmen, perlukah?

Psikotes bukanlah barang yang aneh buat para HRD dalam menjaring kandidat terbaik dalam suatu posisi yang vacant. Selain kemampuan dan kompetensi yang memadai mengenai tugas dan jabatan di posisi tersebut, kepribadian juga dinilai penting untuk memasukkan seseorang di posisi tertentu. Menagapa?

Psikotes adalah alat yang mampu melihat kepribadian seseorang yang mungkin muncul dalam kondisi-kondisi tertentu saat bekerja di posisinya nanti. Oleh karena itu karena kegunaannya yang dapat memprediksi kemungkinan tersebut psikotes sering dijadikan alat ampuh bagi para HRD dalam merekrut karyawan.

Tapi banyak orang yang tidak memiliki pendapat senada dengan para praktisi psikologi. Ada golongan yang menganggap bahwa kepribadian bukanlah suatu hal yang penting sejauh orang tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mungkin bisa diselesaikan dengan melakukan interview/ wawancara.

Proses Psikotes dalam Rekrutmen di ruangan yang besar

Memang, untuk posisi tertentu hal ini bisa saja terjadi. Namun, untuk menjaring kualitas pekerja terbaik sehingga perusahaan tidak membeli kucing dalam karung, psikotes sebaiknya dilakukan dengan tujuan untuk :


  • Mempelajari latar belakang seseorang (melalui Riwayat Hidup)
  • Mempelajari kepribadian seseorang dilihat dari berbagai aspek
  • Mengetahui prediksi perilaku yang mungkin dilakukan oleh seseorang apabila menghadapi kondisi tertentu


Alat tes psikologi berbeda-beda tipe nya, dan beda pula tujuan penggunaannya. Maka dari itu, semakin banyak alat tes yang diberikan kepada seseorang, semakin banyak pula informasi yang dapat digali dari orang tersebut. Tidak heran untuk perusahaan-perusahaan besar sekarang memerlukan waktu untuk melakukan psikotes yang cukup panjang bagi calon pekerjanya.


Apakah hasil tes psikologi akurat?

Pertanyaan ini tentu akan berkaitan dengan berbagai faktor antara lain bagaimana kualitas alat tes yang digunakan, bagaimana cara penyampaian tes dari tester, bagaimana kondisi ruangan tes nya apakah dapat menunjang konsentrasi testee/ tidak. Belum lagi faktor internal dari testee sendiri, seperti kesehatannya, kesiapannya dalam menerima tes (sudah makan/ belum dll). Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam 'memotret' kondisi seseorang dalam psikotes, semua faktor tersebut harus diperkecil kemungkinan gangguannya. 

Tidak ada benar atau salah dalam psikotes. Benarnya seseorang menjawab pertanyaan dalam psikotes berarti orang tersbut mampu 'menanggapi' rangsang yang dibuat oleh psikolog. Ketidakmampuan seseorang dalam menjawab pertanyaan seseorang dapat diartikan bahwa orang tersebut 'belum atau tidak mampu' dalam menanggapi rangsang, dan hal tersebut akan terpeta kan dalam kepribadian tertentu. Oleh karena itu, jangan khawatir untuk memberikan pernyataan yang sejujur-jujurnya dan seoptimal mungkin dalam mengerjakan psikotes. Semakin murni kejujuran seseorang, semakin akurat hasil psikolog dalam menilai orang tersebut.
Oleh karena itu, bersikaplah dewasa dalam menyikapi tes psikologi. Persiapkan fisik dan mental sebaik-baiknya untuk beberapa jam saja di mana anda akan 'dipotret' keadaan psikologisnya. Tidak lulus psikotes bukan berarti anda tidak mampu menjabat posisi tersebut, namun bisa jadi kepribadian anda memang tidak cocok berada di sana sehingga malah memperburuk kondisi kepribadian bahkan kehidupan anda nantinya apabila dipaksakan.

Sunday, November 1, 2015

Siapa bilang Orang-orang introvert tidak bisa menjadi pemimpin?

Disadur dari Psychology Today,  penelitian memang menjelaskan hubungan yang sangat erat antara kepribadian orang yang ekstrovert dengan kemampuan kepemimpinan. Di dalam situasi di mana dibutuhkan seorang pemimpin untuk dipilih, orang-orang ekstrovert memang memiliki peluang besar untuk dipilih menjadi pemimpin. Dalam situasi tersebut orang-orang ekstrovert dinilai sebagai orang yang bisa banyak berbicara di kelompoknya. Jadi, orang-orang tersebut cenderung lebih dipilih untuk menempati posisi pimpinan, hal ini banyak disebut dengan 'pemimpin darurat'.



Dalam penelitian yang lain juga ditemukan hubungan (meskipun lemah) antara orang-orang ekstrovert dengan efektivitas kepemimpinan. Hal ini menegaskan lagi bahwa orang-orang ekstrovert memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin, tapi apakah hal ini menjadikan para introvert tidak bisa memimpin? Tentu saja tidak!

Banyak pimpinan yang sukses ternyata seorang introvert, sebut saja Abrahan Lincoln, Gandhi, dan pada bisnis ada Bill Gates dan Warren Buffett. Jadi, sebenarnya apa faktor utama pada kepribadian yang dimiliki oleh orang ekstrovert maupun introvert agar dapat menjadi pemimpin yang efektif?

Kemampuan Interpersonal dan Kemampuan Sosial
Beberapa penelitan membuktikan bahwa elemen utama dari efektivitas kepemimpinan adalah kemampuan interpersonal yang baik dan kemampuan sosial yang baik. Namun tidak semua orang yang memiliki kepribadian interpersonal dapat berhasil dalam menjadi pemimpin apabila ia tidak memiliki kemampuan sosial yang baik. Kemampuan sosial meliputi bagaimana ia dapat memahami kebutuhan orang lain, bagaimana ia bisa mengembangkan bawahannya untuk mengikuti arahan dia, dan bagaimana bawahannya dapat menjadi lebih baik karenanya Jadi, keterampilan sosial adalah faktor mutlak penentu bagaimana ia akan sukses menjadi seorang pemimpin.

Kita tahu bahwa kita lebih menyenangi orang yang terlihat mudah bergaul, dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak, dan terlihat seperti 'pemimpin' biasanya. Hal tersebut memang terlihat di sebagian besar ekstrovert dari pada introvert. Namun kunci dari keberhasilan menjadi seorang pemimpin dilihat dari bagaimana ia dapat mengembangkan kemampuan bawahannya, dan bagaimana ia dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain. Apabila anda memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan individu lain, tidak peduli ekstrovert atau introvert, anda berpeluang untuk menjadi pemimpin yang baik. 

Tuesday, October 27, 2015

2 Kunci Menjadi Atasan yang Dihormati

Kita tidak dapat memungkiri bahwa banyak atasan yang memiliki penilaian buruk di mata bawahannya. Biasanya atasan seperti itu yang membuat bekerja jadi tidak menyenangkan dan dirasakan menyedihkan, bawahan seperti itu akan selalu berfikir bahwa atasannya menyebalkan.
Namun bagaimana bila atasan tersebut sebetulnya bukan orang yang menyebalkan? Bagaimana bila sebenarnya ia sudah mencoba memberikan yang terbaik dalam bekerja dan tidak ingin bawahannya membenci dia, dan mungkin bawahannya yang tidak dapat memahami apa permasalahan sebenarnya. 

Sebenarnya, permasalahan tersebut dibagi atas dua kemungkinan, apakah atasan anda benar-benar 'bodoh' atau atasan anda berlaku 'tidak adil'. Namun, sebenarnya bawahan akan mudah memaafkan setiap atasan yang menyebalkan. Bawahan hanya ingin dipimpin oleh seseorang yang 'fair' dan kompeten.
Perilaku atasan yang buruk


Fair

Seseorang yang berlaku fair/ adil pasti berkaitan erat dengan kejujuran. Pimpinan tidak boleh memiliki permainan-permainan politik kantor yang merugikan bawahan. Semua bawahan harus diperlakukan sama, tidak ada bawahan favorit dan pastikan semua orang memiliki kewajiban dan tunduk pada aturan yang sama di dalam perusahaan, termasuk atasan. Bawahan akan merasa kecewa apabila melihat ada seseorang yang memiliki perlakuan berbeda di perusahaan, atau menggunakan kuasanya untuk bertindak di luar aturan perusahaan, termasuk juga apabila melihat atasan yang diberikan keistimewaan dan menggunakan jabatannya untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Kompeten

Keberadaan kompetensi tidak mungkin dapat dibohongi. Terkadang hal ini yang sering terjadi pada banyak atasan. Kebanyakan atasan merasa sudah mengetahui banyak permasalahan dan merasa dapat menyelesaikan semuanya padahal mungkin sebenarnya kompetensi mereka belum mencukupi. Hal ini dilakukan untuk membuat mereka tetap dihargai oleh bawahan. Padahal, setiap pekerjaan teknis pada dasarnya akan dilakukan oleh bawahannya dan mereka yang tidak berkompeten akan menemui kesulitan untuk mempertanggungjawabkan kesalahan bawahannya itu. Atasan wajib bersikap jujur dalam menemui permasalahan yang berada di luar kemampuannya. Atasan bukanlah seseorang yang sempurna yang harus memiliki segalanya lebih dari bawahan.

Sumber : Psychology Today

Monday, October 26, 2015

Rahasia Sukses Karyawan Google dan Amazon : Bersyukur.

Google dan Amazon merupakan perusahaan yang bisa jadi memiliki banyak data pekerja dibandingkan dengan perusahaan modern lainnya. Keduanya memiliki kesamaan yakni memiliki pekerja yang banyak dan organisasinya hampir bisa disentuh di seluruh dunia. 
Dilakukan penelitian mengenai pekerja sukses yang bekerja di bawah perusahaan Google dan Amazon. Ternyata kesamaan diantara mereka adalah mereka termasuk orang yang bersyukur.
Karyawan yang senantiasa bersyukur atas pekerjaannya saat ini dinilai lebih sukses dan bahagia dibandingkan karyawan lain yang tidak memiliki sifat ini. Di perusahaan Amazon, mereka yang merasa dirinya 'beruntung' dapat bekerja dan memiliki kehidupan yang baik saat ini dinilai lebih sukses. Konsep yang sama, hanya berbeda kata.

Inti dari perasaan bersyukur ini adalah dapat melihat dunia sebagai tempat yang penuh dengan kesempatan. Orang yang bersyukur dapat melihat sisi baik dari setiap sisi kehidupan dan pekerjaannya. Bahkan ketika menemui kesulitan dalam pekerjaannya, orang-orang semacam ini tidak mudah stres karena melihat kesulitan sebagai peluang untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dirinya.
Mindset seperti ini yang dapat kita kembangkan dalam kehidupan. Jennifer McCrea, seorang peneliti dari Harvard tengah mengembangkan pelatihan dengan anak-anak pada malam hari agar lebih meningkatkan rasa syukur kita setiap hari. Ia menyebutnya dengan SIM : Surprised, Inspired, and Moved.
Setiap hari luangkan waktu sendiri atau bersama rekan untuk mereflesikan diri mengenai apa yang mengejutkan kita, menginspirasi kita dan mendorong kita hari ini? Dengan menanyakan hal-hal tersebut kepada diri kita sendiri, hal ini dapat membuat kita lebih sadar dengan hal-hal kecil yang sebenarnya bermakna di kehidupan kita, yang seringkali tidak kita anggap sebagai suatu hal yang penting. Padahal, sesuatu yang patut disyukuri terkadang kita anggap bukanlah sesuatu hal yang besar tetapi sebenarnya sangat berarti bagi kita. Kebiasaan ini akan membuat kita menyadari tujuan dari segala hal yang terjadi tidaklah sia-sia. Apa yang kita dapatkan di dunia ini ternyata ada tujuannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bersyukur sehingga dapat selalu berbahagia dan mencapai kesuksesan.

Sumber : Psychology Today


Tingkatkan Worklife Balance dengan cara-cara ini

Keseimbangan kehidupan pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan sangat dibutuhkan untuk kualitas hidup yang baik. Namun banyaknya load pekerjaan dan minimnya waktu terkadang membuat kita saat ini tidak bisa menentukan sikap apa yang harus dilakukan untuk menemukan worklife balance.
Berikut cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menemukan worklife balance

1. Take a break

Take a break time!

Tidak perlu merasa bersalah untuk melakukan istirahat sejenak di tengah-tengah pekerjaan. Menurut penelitian, setelah setiap 1 jam bekerja kita membutuhkan setidaknya 15 menit untuk beristirahat. Gunakan waktu istirahat ini dengan optimal tanpa mengganggu pekerjaan lainnya. Dengan rehat yang berkualitas akan meningkatkan kualitas kerja kita sehingga pekerjaan akan lebih mudah diselesaikan.
Anda dapat melakukan jalan sejenak di luar kubikel anda, sekedar menghirup udara segar di luar, atau membuat kopi di pantry.

2. Buatlah Pekerjaan Menjadi Lebih Efisien

Technology does help

Beberapa pekerjaan mungkin dapat dilakukan dengan lebih efisien apabila kita menggunakan sumber daya yang ada. Misalnya, tidak perlu menemui rekan kerja yang terlalu jauh (misalnya berbeda lantai) dalam menyelesaikan suatu permasalahan, anda bisa menggunakan telepon untuk tetap berkomunikasi, bisa juga menggunakan video call yang biasanya sudah disediakan oleh beberapa perusahaan. Selain menjadi lebih efisien, bekerja juga jadi lebih memudahkan kita. 

3. Hati-hati dengan Work Inertia


Kecenderungan untuk melakukan tugas terus menerus sampai selesai memang terkadang sangat menantang. Terutama untuk pekerja berkecenderungan perfeksionis, rasanya tidak puas apabila belum menyelesaikan semua tugas dalam satu hari. Namun hal ini dapat dihindari, selain berdampak pada kualitas kerja yang buruk, hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan hidup anda di luar kerja dan membuat anda cepat lelah.


4. Tepat Waktu


Usahakan mengerjakan setiap hal tepat waktu. Dari mulai masuk kerja, waktu istirahat, dan waktu pulang. Tepat waktu membuat anda dapat mengerjakan lebih banyak hal lain di luar pekerjaan anda sehingga perhatian anda akan terbagi ke kehidupan nyata anda dari pada ke kehidupan kerja anda. Tidak perlu merasa bersalah apabila setelah bel pulang anda langsung pergi meninggalkan kantor apabila pekerjaan anda sudah selesai semua. Perusahaan membayar anda untuk bekerja sesuai waktu kerja yang diberikan. Di luar waktu kerja tersebut, anda berhak untuk mendapatkan kebahagiaan di bagian hidup anda yang lain.







Monday, October 5, 2015

4 Hal yang harus dihindari dalam Menjawab Pertanyaan Interviewer : 'Apakah anda pernah berbuat salah?'

Interview adalah tahapan rekrutmen yang umum dilakukan 

Interview merupakan tahapan rekrutmen yang hampir pasti dilakukan oleh setiap perusahaan. Menjaring informasi secara kualitatif melalui interview sangat membantu rekruter untuk menggambarkan secara spesifik perilaku kandidat pekerjanya di masa depan. Pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh rekruter adalah : "Apakah anda pernah berbuat kesalahan pada saat bekerja?"

Sebenarnya hal ini menjadi tricky bagi calon kandidat, karena apabila salah menjawab maka rekruter akan melihat anda tidak capable dalam mengerjakan tugas. Namun, seperti pertanyaan interview yang lain, hal ini harus dijawab dengan jujur dan bijak.
Berikut kesalahan yang mungkin terjadi dan tentunya harus dihindari dalam menjawab pertanyaan seperti ini :

1. Berbohong mengenai kesalahan di masa lalu
Kadang ada kandidat pekerja yang merasa tidak pernah berbuat salah dan ingin dilihat benar oleh rekruter sehingga ia mengada-ada dalam menjawab pertanyaan. Ingat, dengan berbohong hanya akan membuat anda menjadi lebih tenggelam dalam kesalahan, karena rekruter akan mengejar jawaban anda lebih spesifik lagi untuk menggambarkan perilaku anda di masa lalu.

2. Menyalahkan orang lain atas kesalahan
Hal ini sering terjadi karena anda tidak ingin dinilai sebagai penyebab utama terjadinya kesalahan. Padahal dengan menyalahkan orang lain, anda bisa jadi dinilai tidak bijak dalam menanggapi masalah, hal ini juga bisa mencerminkan kualitas relasi anda dengan teman kantor nantinya.

3. Menyalahkan perusahaan
Lebih buruk lagi, seorang kandidat bisa jadi menyalahkan perusahaan karena kesalahan yang diperbuatnya. Hal ini bisa dilihat sebagai kualitas anda beradaptasi dengan budaya baru yang lebih besar di luar kontrol anda. Bagaimanapun juga perusahaan adalah tempat anda bernaung, sudah seharusnya anda yang menempatkan diri dengan benar di posisi tersebut bukan menyalahkan perusahaan atas kondisi yang ada.

4. Tidak mau mengakui kesalahan pribadi atau tim nya.
Terkadang ada kandidat pekerja yang menjelaskan kesalahan dengan tidak jelas dan tidak mau mengakui kesalahan tersebut sebenarnya ada pada dirinya sendiri atau timnya. Perilaku seperti ini harus dihindari karena bagaimanapun juga rekruter ingin mengetahui sejauh mana anda dapat menyelesaikan suatu permasalahan agar dapat diketahui langkah apa yang akan anda ambil bila menemui permasalahan di masa depan.

Tujuan dilakukannya pertanyaan seperti ini oleh interviewer ialah untuk menganalisa perilaku konkrit seperti apa yang dilakukan oleh kandidatnya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini bisa melihat aspek problem solving, komunikasi, resistensi, defense dan hal-hal yang tersembunyi lainnya dalam manusia. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan, setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan namun hal yang terpenting ialah menjelaskan langkah yang sudah anda ambil untuk keluar dari permasalahan itu dengan bijaksana dan dapat mengakui kesalahan anda untuk dijadikan pelajaran berharga di masa depan.

Remember, experience is the best teacher, and it can't easily earned without something you pay.  

Are you fit for your job?


"Saya cocok gak sih sebenernya untuk kerja di sini?"
Kadang pertanyaan tersebut terbesit di benak para pekerja baru yang memulai karirnya di suatu perusahaan.
Pertanyaan tersebut muncul biasanya karena sudah mengalami beberapa kendala yang didapatkan di kantor atau tempat bekerja.
Ternyata, ada sedikitnya dua faktor yang menyebabkan kita menjadi cocok atau 'fitted in' dalam suatu pekerjaan. Dua faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Person - Organization Fit.
culture mismatch

Personality - Organization fit (PO) adalah keadaan dimana kepribadian dari individu sesuai dengan karakteristik dari suatu organisasi. 
Keadaan ini memungkinkan seseorang untuk dapat beradaptasi dengan budaya yang ada di suatu perusahaan. Ingat, budaya berbeda dengan pekerjaan. Apabila kamu termasuk dalam pekerja yang PO, artinya kamu hampir selalu bisa beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan, situasi kerja dan budaya yang muncul di lingkungan perusahaan. Misalnya dari schedule/ waktu kerja, culture, cara berinteraksi, cara berpakaian dan hal-hal lain yang menjadi suatu kebiasaan dalam organisasi.
Seseorang yang fit dengan organisasi tempat bekerjanya, biasanya lebih mudah membawa perasaan dan situasi yang nyaman dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan engagement terhadap perusahaan karena lebih mudah menyesuaikan dengan kebiasaan yang ada dalam diri kita.
For some people, it might be so hard. Ada orang-orang yang tidak bisa mengbah kebiasaan diri nya di rumah atau di kampus sehingga saat ia harus berada di lingkungan baru di mana dia harus mengubah kebiasaannya hal in menjadi sulit.

2. Person - Job fit

Salah satu hal yang sulit diperoleh dalam suatu pekerjaan adalah kecocokan kita dengan pekerjaan tersebut. Hal ini berkaitan dengan tugas yang harus dikerjakan, kecocokan kompetensi kita dengan pekerjaan itu, termasuk dengan cara kerja atasan kita untuk memberikan tugas-tugas pada kita. Hal ini menjadi syarat yang penting aga seseorang dapat bertahan di pekerjaannya itu. 

Sudahkah kita merasa cocok dengan kedua hal tersebut? Ataukah ada faktor lain di samping keduanya?

Salary maybe? 😄


Tidak semua orang harus cocok menempati posisi tertentu dalam suatu perusahaan

Sunday, October 4, 2015

Perusahaan dalam krisis, apa yang harus dilakukan HR?


Banyaknya lay off yang dilakukan oleh perusahaan besar akhir-akhir ini membuat keputusan yang sulit bagi top management untuk menyelamatkan nasib perusahaan. Data terakhir dari merosotnya harga minyak dunia, perusahaan-perusahaan raksasa di antaranya Schlumberger, Baker Hughes, dll seperti yang dilansir dalam fortune.com terpaksa merumahkan ribuan karyawannya untuk mengantisipasi kondisi keuangan perusahaan agar tetap sehat dan dapat berkelanjutan.

18 biggest company layoffs, Fortune.com 2015

Keadaan krisis seperti ini membutuhkan kerjasama yang baik di level management agar dapat tetap mengarahkan laju perusahaan dengan baik di jalannya. Namun, apa peran HR di kondisi seperti ini? Jangan sampai keberadaan HR hanya menjadi fungsi penunjang yang tidak dapat berperan besar dalam menyelamatkan aset-aset perusahaan, bila salah langkah, memPHK perusahaan bukannya membuat kondisi perusahaan membaik malah menjadikannya semakin buruk. Kadang pimpinan perusahaan perlu men-challange HR untuk bersikap dalam keadaan krisis seperti ini.

Peran utama HR pada dasarnya adalah harus bisa mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan agar terus terjaga. Kegiatan operasional perusahaan yang sehat membutuhkan sumber daya manusia yang sehat dan saling menopang satu sama lain. Oleh karena itu HR team harus bisa mempertahankan talent terbaiknya agar tidak merusak kemampuan organisasi dalam menjalankan operasionalnya.

HR sebagai Strategic Management  
Peran HR bukan lagi sebatas personalia yang memandang pekerjaan hanya dari segi rutinitas dan sebatas manusia nya saja. Di beberapa teori mengenai Human Resource Capital, peran HR sudah melebihi dari urusan day to day activity, namun lebih ke dimensi strategic dan kesisteman. Hal ini lebih menguatkan peran HR untuk dapat menentukan ke mana arah perusahaan akan berjalan di masa depan. 
Re-aligning HR programs with company's targets

Dalam kondisi krisis, HR harus mampu menyelaraskan program-program dan rencana kerjadengan target perusahaan yang akan dicapai. Perlu peninjauan kembali prioritas kerja HR. Tentu dengan adanya krisis, perusahaan akan ditekan untuk menjadi lebih efektif dan efisien menjalankan program kerja selanjutnya, peran HR di sini adalah untuk menjembatani, mengontrol bahkan mengaudit kinerja perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

Time to boost the Competency 
Kondisi ini juga menjadi waktu yang tepat bagi HR untuk meningkatkan kompetensi pekerjanya dengan cara meberikan assignment baru yang lebih menantang dan menjadikan krisis sebagai ‘booster’ bagi setiap level pekerja agar lebih giat melakukan improvement. 
Sebagian orang akan mengeluarkan performa kerja yang terbaik apabila berada dalam suatu krisis (Schoen, 2013 dalam Psychology Today). Kondisi krisis bisa menjadi alasan yang cukup baik bagi perusahaan/ atasan untuk mereview kembali performa kerja para pekerjanya, serta menjadi timing yang tepat untuk memberikan special assignment bagi pekerja (baik yang low maupun high potential) sehingga pekerja bisa lebih optimal mengerjakan tugas dengan kemampuan terbaiknya.

New assignment, new competency, challenging quality, speed eficiency, reduce the cost.

Bagi sebagian orang, krisis tentu akan dilihat sebagai suatu fase yang mengerikan dan mematikan kinerja perusahaan, namun tim HR yang saat ini dituntut untuk lebih memegang dimensi strategic perusahaan, harus bisa menjadikan kondisi krisis sebagai fase bagi perusahaan untuk mengambil nafas baru. Waktu yang tepat untuk mereevaluasi, bahkan memutar nahkoda perusahaan yang tersesat menjadi ke arah yang lebih baik.

Monday, September 28, 2015

Memahami Tes Pauli

Sebelum lebih jauh membahas tentang tes Pauli yang dilakukan dalam rekrutmen, ada baiknya kita memahami tujuan dari Psikotes. Psikotes adalah suatu metode yang digunakan untuk dapat memotret kepribadian seseorang untuk tujuan tertentu. Mengapa kepribadian perlu dipotret? Tentu saja hal ini penting agar suatu perusahaan tidak ‘membeli kucing dalam karung’. Apa tujuan dilakukannya psikotes? Bisa untuk keperluan rekrutmen, bisa untuk mengetahui bakat, atau mengukur kompetensi seseorang. 
Manusia adalah makhluk hidup yang sangat kompleks dari mulai segi fisik dan nonfisiknya. Salah satu jalan untuk ‘menebak’ manusia dari segi mental adalah melalui psikotes. 

Namanya tebak-tebakan, belum tentu 100% akurat. Itulah sebabnya psikotes dibuat secara teliti dan rumit, tujuannya agar tebakan assessor kepada individu tersebut terjawab dengan benar seoptimal mungkin. Tentu saja kemampuan seseorang tidak bisa 'dipotret' sekali jadi. Tidak ada alat ukur psikotes yang bisa memotret semua aspek kepribadian seorang manusia dengan sempurna. Setiap alat psikotes mempunyai kelebihannya sendiri-sendiri. Ibarat kamera, ada perbedaan antara kamera DSLR atau kamera analog dalam memotret gambar, dilihat dari segi ketajamannya, warna nya, atau kemudahan penggunaannya.

Beda jenis kamera, beda pula ketajaman gambarnya.

Begitu pula dengan psikotes. Setiap alat tes memiliki keunggulan masing-masing untuk memotret ‘segi’ tertentu dari mental manusia. Kali ini kita akan membahas alat tes Pauli.

Alat tes Pauli adalah penyempurnaan dari alat tes Kraeplin yang diciptakan oleh Emil Kraeplin di akhir abad 19 dengan tujuan untuk mendiagnosa gangguan otak seperti Demensia dan Alzeimer. Tes Pauli dibuat oleh Richard Pauli dkk pada tahun 1951 dengan metode yang lebih kompleks sehingga meningkatkan validitas dan realibilitas alat ukur kraeplin.

Pada sekarang ini alat tes pauli merupakan alat tes yang sangat populer digunakan oleh kalangan praktisi psikologi untuk mengukur beberapa aspek mental manusia. Alat tes ini mampu mengukur : 
  • Aspek ketekunan (daya tahan) - Tes ini mampu menguji seberapa tangguh seseorang mengatasi masalah yang kompleks dan ambigu, dalam waktu yang terbatas, dan bagaimana tingkat stabilitasnya.
  • Aspek motivasi - Tes ini mampu mengukur kemauan dan motivasi seseorang ketika melakukan hal-hal yang rumit dan khusus
  • Aspek Emosi - Tes ini mengukur kemampuan seseorang untuk mengelola emosi dan mengendalikan diri ketika sedang dalam keadaan underpressure.
  • Aspek penyesuaian - Tes ini dapat digunakan untuk mengukur kecepatan seseorang dalam menyesuaikan atau beradaptasi dengan sesuatu yang mungkin benar-benar baru.
  • Aspek stabilitas diri - Tes ini mampu mengukur kualitas stabilitas kerja seseorang dari waktu ke waktu.


Itulah mengapa kebanyakan perusahaan menggunakan alat ukur ini dalam kegiatan recruitment karena tingkat validitasnya cukup tinggi dari masa ke masa dibandingkan alat ukur kemampuan lainnya yang melibatkan budaya-budaya/ latar belakang tertentu dalam menjawab persoalan. Alat ukur ini hampir bisa dipergunakan oleh semua kalangan berpendidikan dari latar belakang manapun.

Situasi Psikotes yang diikuti oleh berbagai kalangan dan latar belakang individu.

Bagaimana pengerjaan tes ini? 

Seperti yang kita ketahui, tes ini memerlukan alat bantu khusus yang hanya dimiliki oleh kalangan Psikolog. Alat tes ini tidak dijual bebas dan hanya dikeluarkan oleh Psikolog yang bertanggung jawab di bidangnya. Pada dasarnya alat ukur ini sangat sederhana, hanya membutuhkan kemampuan berhitung dan mendengarkan instruksi. Oleh karena itu hampir semua orang yang mampu menulis dan menghitung akan dapat mengerjakan tes ini. 
Secara umum saya gambarkan alat ukur tersebut terdiri atas banyak angka-angka, dan tugas subjek hanyalah menjumlahkan setiap dua buah angka, dan menuliskan jawabannya. Namun kepada setiap orang akan diberikan batas waktu tertentu untuk dapat mengerjakan tugas ini sebanyak-banyaknya dan seteliti mungkin. Oleh karena itu desain pembuatan alat bantu tes ini juga dibuat seoptimal mungkin agar subjek dapat mengerjakan dengan cepat.

Mengapa harus sebanyak-banyaknya? Hal ini akan mengukur seberapa besar kemampuan kita dalam mengerjakan tugas yang banyak.
Mengapa harus seteliti mungkin? hal ini akan mengukur seberapa baik kualitas kita dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 

As simple as that.

Apakah ada trik khusus dalam mengerjakan alat tes ini?
Tidak ada. 
Semua orang akan dapat mengerjakan tes ini dengan baik selama ia mendengarkan instruksi dari asesor. Perihal batas minimal hasil kerja, hal itu sangat tergantung dari tujuan dilakukannya tes ini. Apabila tes ini hanya digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang, tentu tidak ada istilah batas lolos dan tidak lolos. 
Ibarat sebuah potret wajah, tidak ada potret wajah yang lolos atau tidak lolos, semua potret wajah itu baik, tergantung untuk keperluan apa potret wajah itu dibuat. Namun, bila potret wajah dicetak untuk kepentingan rekrutmen agensi model, tentu wajah itu harus mulus, putih bersih dan tak bernoda.

Untuk rekrutmen perusahaan sendiri, hal tersebut tergantung kebutuhan posisi di perusahaan itu. Tentu posisi jabatan seorang Petroleum Engineer menuntut ketelitian dan mampu mengerjakan tes pauli lebih banyak dari pada seorang cleaning service. See the difference?

Bagaimana pemeriksaan tes pauli oleh Asesor?

Banyak yang bertanya mengenai metode yang dilakukan psikolog untuk memeriksa pengerjaan tes ini. 

Apakah kami memeriksa hasil penjumlahan? Ya.
Apakah kami memeriksa ada penjumlahan yang terlewat? Ya.
Apakah kami memeriksa kejelasan penulisan angka-angka oleh subjek? Ya.

Para psikolog dilatih untuk dapat memeriksa hasil pengerjaan tes seoptimal mungkin. Karena validitas sebuah alat tes tidak akan lepas dari kemampuan asesor dalam memberikan penilaian yang objektif dan reliable. Seberapa kecilpun anda mencoba untuk membuat kecurangan dari pengerjaan tes ini, seorang asesor yang cermat dan berpengalaman akan dapat mengetahuinya. Oleh karena itu kerjakanlah tes ini seoptimal mungkin, sebaik-baiknya sesuai dengan metode yang hanya diinstruksikan oleh asesor. Para psikolog juga tentu telah memiliki alat bantu dan sistem yang dapat memetakan laporan kepribadian dengan akurat.

Sebagai praktisi psikologi saya tidak dapat memberitahukan bagaimana cara alat tes ini diperiksa. Begitu banyak blog di luar sana yang menjelaskan hal itu bila anda benar-benar ingin tahu. Hal itu terserah kepada anda, mau memotret diri anda dengan kamera yang tajam dan akurat, atau anda ingin membuat potret diri anda penuh editan photoshop sehingga membuat orang lain tidak bisa mengenal diri anda lagi. :D 

Real Picture vs Photoshopped Picture :D


Sunday, September 27, 2015

Cara membuat Curriculum Vitae yang Baik

Curriculum Vitae atau yang lebih sering kita kenal dengan CV atau Riwayat Hidup adalah salah satu hal yang sangat penting dalam proses rekrutmen. Tidak hanya proses rekrutmen, hal ini juga bisa dijadikan sebagai dasar perusahaan untuk memasukkan anda ke posisi yang tepat. Oleh karenanya pembuatan CV harus kita perhatikan dengan baik. Tapi sebelum masuk ke pembahasan cara pembuatan CV yang tepat, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum membuat CV.
CV is the main representation of yourself on a sheet of a paper. Meskipun sulit untuk merepresentasikan diri kita pada selembar kertas, namun hal itu harus kita usahakan sebaik mungkin.

1. Perhatikan Profil Perusahaan
Perusahaan tertentu mungkin akan menjadikan bentuk/ content CV sebagai hal yang penting dalam proses rekrutmen mereka. Namun ada juga perusahaan yang tidak terlalu peduli dengan hal itu dan lebih concern ke requirement yang dibutuhkan masing-masing orang. Namun tidak ada salahnya untuk memperhatikan hal ini.
Untuk perusahaan yang bergerak di bidang design atau advertising misalnya, sebagai calon karyawan tentu dibutuhkan kemampuan design yang menarik. Oleh karena itu lebih tepat kalau kita memberikan 'nilai lebih' di CV kita dengan cara memasukkan unsur design di dalamnya.

Contoh CV Graphic Designer

Namun, bila perusahaan yang anda minati tidak membutuhkan skill design yang luar biasa, atau bahkan anda hanya apply CV untuk menjadi seorang administrator yang membutuhkan kepribadian yang teliti dan cakap mengetik, maka anda cukup memberikan CV dengan tampilan flat, jelas dan padat.
Contoh tampilan CV yang sederhana


2. Perhatikan posisi yang akan anda lamar
Posisi yang akan anda lamar sangatlah penting. Hal ini akan menunjukkan kemana minat dan kompetensi anda seharusnya berada. Namun di era persaingan kerja yang sangat besar ini memang hal ini sulit dilakukan. Banyak orang yang melamar kerja tidak sesuai dengan latar belakang atau pengalaman kerjanya.
Perhatikan posisi yang anda lamar

Terkait dengan CV, hal ini berkaitan dengan kemampuan apa yang anda miliki yang harus dicantumkan dalam CV. Misalnya, untuk menjadi seorang customer service artinya anda harus menyantumkan kelebihan diri anda yang sesuai dengan seorang customer service, contohnya : supel, teliti, customer focused, dll. Hal ini dapat dibuktikan dengan bukti lainnya misalnya pernah tergabung dalam kegiatan tertentu yang mendorong anda harus berhubungan dengan orang banyak atau menjadi seorang problem solver.


3. Tidak lebih dari 3 halaman
Sebuah CV idealnya tidak melebihi 3 halaman. Pernah suatu hari saya pernah menemukan berkas lamaran yang sangat tebal, melebihi 5 halaman belum lagi lampiran-lampiran di belakangnya. Jangan membuat recruiter merasa repot harus membaca semua pengalaman-pengalaman anda yang luar biasa. Hal tersebut bukannya memberikan nilai tambah, tapi memberi kesan negatif pada HR karena anda dinilai sebagai orang yang berlebihan.

Jangan berlebihan dalam mengirim aplikasi/ lamaran kerja

Berikan summary yang singkat, padat jelas dan tidak perlu mencantumkan hal-hal yang tidak penting diluar kebutuhan posisi yang anda lamar. Lampirkan 2-3 sertifikat pendukung yang bisa membuat nilai lebih bagi anda untuk dilihat oleh recruiter. Lebih dari itu cukup disimpan dan dibawa pada saat interview saja.


4. Cantumkan Surat Pengantar/ Cover Letter

Terkadang hal ini sering dilupakan oleh para pencari kerja. Cover letter atau surat pengantar adalah surat yang berisi tentang maksud kita memberikan CV tersebut. Cantumkan maksud anda mengapa mengirim surat, mengapa anda qualified untuk menempati posisi tersebut dan apa harapan anda setelah recruiter membaca surat itu. Isinya harus singkat padat dan tidak bertele-tele. Apabila anda mengirim aplikasi/ lamaran lewat e-mail, cover letter ini dapat diketik di dalam e-mail tersebut dan tidak perlu lagi dilampirkan di file yang berbeda.

Lamaran yang berkualitas adalah lamaran yang dapat merepresentasikan diri anda didepan recruiter meskipun belum pernah bertemu sama sekali dengan anda. Buatlah representasi diri anda sebaik-baiknya dan memperlihatkan bahwa anda pantas untuk diterima dan menempati posisi tersebut.

Thursday, September 24, 2015

Masih haruskah masuk kuliah?

Beberapa hari yang lalu diberitakan ada sebuah Yayasan pendidikan di Jakarta melakukan wisuda massal kepada ratusan mahasiswanya. Namun setelah dilakukan wawancara kepada beberapa mahasiswanya diketahui bahwa mereka tidak tahu mereka melakukan proses pendidikan di kampus apa, nilai IPK nya yang belum jelas bahkan mata kuliah yang dipelajari pun tidak jelas. Bagaimana bisa terjadi seperti ini?
Beberapa mahasiswa mengaku pembelajaran dilakukan secara online dan kemarin hanya melakukan selebrasi wisuda. Memang pembelajaran jarak jauh merupakan hal yang legal namun tentu harus memiliki standard yang jelas dari Dikti sehingga seluruh progres pembelajaran mahasiswa harus dapat dimonitor oleh setiap individu. Kegiatan pembelajaran yang fiktif seperti ini memungkinkan bagi setiap orang untuk melakukan jual-beli ijazah.

Prosesi Wisuda Kuliah Abal-abal

Sangat disayangkan bila makna pembelajaran sudah dianggap sepele oleh sebagian orang sehingga kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun. Perlu adanya definisi ulang mengenai prinsip dasar pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini proses pendidikan dianggap sebagai hal yang tidak penting sehingga pelaksanaannya dianggap sebagai formalitas saja. Kebanyakan orang seperti ini menganggap bahwa ijazah adalah hal yang paling utama. Target oriented but forgetting the process.

Perlu dikaji ulang mengapa titel, dalam hal ini ijazah, lebih penting bagi mereka dari pada ilmu itu sendiri. Kebanyakan orang di Indonesia senang memiliki gelar di belakang namanya. Entah itu bagian dari prestige atau memang budaya kita saat ini yang mendesak mereka untuk memiliki titel tersebut. Kebanyakan perusahaan saat ini memiliki persyaratan harus menyandang gelar sarjana tertentu agar dapat bekerja di perusahaannya. Belum lagi rekrutmen pegawai negeri sipil, atau kenaikan golongan yang seringkali mensyaratkan adanya ijazah untuk proses administrasinya.  Bagi orang-orang tertentu hal ini jadi ladang bisnis, dengan memperjualbelikan ijazah, bagi sebagian orang lainnya menjadi shortcut agar dapat mendapatkan gelar dengan mudah dan cepat.

Padahal tingkat pengangguran di Indonesia semakin lama semakin bertambah, di tahun 2015 ini terdapat 5,8 persen dari tenaga kerja di Indonesia yang menganggur (Badan Pusat Statistik, 2015) atau kurang lebih 7,5 juta orang. Kebutuhan untuk bekerja di perusahaan orang lain masih menjadi mimpi kebanyakan orang di Indonesia. Penilaian masyarakat tentang orang yang 'bekerja' lebih positif dari pada tentang orang yang menciptakan lapangan kerja sendiri, atau berwirausaha. Budaya berwirausaha atau menciptakan peluang sendiri memang dirasakan belum kuat mewarnai perekonomian di Indonesia. Tak heran, kebutuhan memegang ijazah menjadi sangat besar bagi setiap orang. Masyarakat menganggap dengan berkuliah dan memegang ijazah, hal tersebut dapat memperbesar peluang untuk sukses untuk memiliki pekerjaan yang baik. Padahal, semakin besar orang berlomba-lomba bekerja, tanpa adanya peningkatan kebutuhan tenaga kerja, semakin sedikit pula peluang untuk bekerja di Indonesia.

Beberapa minggu yang lalu saya sempat menonton film dokumenter di HBO berjudul Ivory Tower. Film ini menceritakan tentang bagaimana budaya perkuliahan di Amerika mempengaruhi sebagian besar remajanya saat ini. Ternyata biaya kuliah yang semakin lama semakin mahal tidak serta merta merubah kesempatan para fresh graduate untuk dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Bahkan, untuk segelintir golongan yang memiliki tujuan tertentu, gelar tidak dianggap sebagai suatu hal yang paling penting lagi. Lihat bagaimana orang-orang yang Drop Out dari kampus malah bisa menjadi semakin sukses dengan kemampuannya sendiri. Just mention it : Bill Gates dengan microsoft, Steve Jobs dengan Apple, atau bahkan Mark Zuckerberg dengan Facebook.

Bill Gates

Namun tentu anggapan seperti ini tidak bisa ditelan mentah-mentah, karena bagaimanapun juga, mereka yang sukses dan decided to leave college is extraordinary person. Mereka memiliki visi dalam hidupnya dan yakin dapat meraih mimpinya itu meskipun harus mengorbankan sesuatu hal yang sangat penting, yaitu kuliah.

Di Indonesia sendiri, contoh sosok yang sukses tanpa berkuliah dapat kita temukan. Sebut saja Bob Sadino, atau Andri Wongso. Tapi apakah semua orang bisa sehebat mereka hanya dengan meninggalkan kuliah? Tentu saja perlu tekad yang kuat dan pengorbanan yang bahkan jauh lebih besar dari pada orang-orang yang berkuliah. Semua itu hanya mampu diraih oleh extraordinary people yang mampu bangkit dan tumbuh tanpa harus 'dipupuk' oleh pendidikan formal di kuliah.

Jadi masih haruskah masuk kuliah?
Hal tersebut tentu kembali ke masing-masing individu. Sebelum melaksanakan kuliah dan lulus dari SMA, setiap siswa wajib memiliki visi hidup yang jelas mau ke mana ia akan memilih jalan hidupnya dan apa passion yang akan ia jalani sehingga apapun yang akan ia lakukan di masa depan tidak akan mengalami kebuntuan, and even when that happens, he will eventually get the way out of it because he has a clear path. 

Apapun jalan yang akan kita ambil, baik itu kuliah atau memutuskan untuk tidak kuliah, atau bahkan mengambil 'shortcut' seperti kasus kuliah abal-abal yang saya ceritakan di atas, semua hal tersebut harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Kuliah bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai kesuksesan, juga dengan tidak berkuliah, jangan sampai hal tersebut menutup jalan yang seharusnya luas terbuka bagi kita untuk mencapai visi hidup yang kita inginkan.

Hal yang paling penting dari sebuah pendidikan adalah bagaimana ilmu yang kita pelajari dapat bermanfaat bagi kita dan orang-orang di sekeliling kita, bukan ijazah maupun gelar yang hanya menjadi hiasan di belakang nama.



Saturday, September 19, 2015

Mudahnya Meningkatkan Kompetensi dengan Knowledge Sharing

Terlalu naif dan dangkal apabila suatu perusahaan hanya melalukan peningkatan kompetensi karwayan dengan melakukan training. Training atau pelatihan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, waktu yang cukup panjang, serta kontribusi karyawan yang cukup menyita perhatian. Sebetulnya cara untuk meningkatkan kompetensi bisa ditempuh dengan beberapa cara. Salah satunya adalah melalui kegiatan knowledge sharing yang terarah dan rutin.

Apa itu Knowledge Sharing?

Knowledge Sharing adalah kegiatan pengelolaan pengetahuan/ Knowledge Management di lingkungan perusahaan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang berguna dari individu yang satu ke individu yang lain dengan cara presentasi, diskusi, online sharing, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang disebarkan bisa berupa pengatahuan yang bersifat functional maupun umum. Di perusahaan besar sendiri biasanya telah ditentukan waktu-waktu tertentu agar dilakukan knowledge sharing dan pelaksanaanya bisa dimonitor dengan jelas.

Mengapa Knowledge Sharing penting?

Tidak seperti kegiatan peningkatan pengetahuan/ kompetensi yang lain, knowledge sharing merupakan kegiatan yang dapat dikatakan informal dan lebih  oleh setiap karyawan. Hal-hal yang dapat di-share juga tidak terbatas, bisa berupa pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan bisa juga tidak. Dengan sifat yang informal tersebut akan memudahkan karyawan untuk dapat secara hangat dan dekat dalam bertanya kepada rekan kerja, dan mereka dapat dengan mudah membagi pengalaman masing-masing dalam problem yang sedang dibahas, sekaligus memperoleh lesson learned yang tentunya akan bermanfaat bagi masing-masing orang ke depannya. 
Suatu situasi-- dalam hal ini pelajaran yang memiliki kedekatan dengan psikologisnya akan secara mudah diserap oleh seseorang dari pada sesuatu hal yang asing dan tidak 'menyenangkan' dalam penyampaiannya. Oleh karena itu, kegiatan Knowledge Sharing yang notabene dapat dikemas secara ringan dan menarik, akan secara mudah diserap oleh tim sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan secara tidak langsung.

Siapa yang dapat melakukan Knowledge Sharing?

Pada dasarnya semua orang dapat melakukan Knowledge Sharing selama ia memiliki pengetahuan yang dapat dibagikan kepada orang lain. Pengetahuan tersebut bisa termasuk lesson learned, troubleshooting, problem solving, dan lain sebagainya. Semua level jabatan memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan knowledge sharing, tidak melulu harus di level management atau bahkan top management. Bisa jadi level staff atau junior staff yang memiliki pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kegiatan operasional perusahaan dapat melakukan knowledge sharing sehingga rekan-rekan kerja yang memiliki posisi yang sama dapat terbantu dan sama-sama dapat belajar dan meningkatkan semangatnya untuk bekerja.

Beberapa saat yang lalu di fungsi kami baru saja melakukan Knowledge Sharing tentang penggunaan software CorelDraw untuk membantu dalam membuat gambar info Broadcast yang menarik. Yang bertindak sebagai lead speaker adalah seorang yang memiliki level staff dan dengan kemampuannya yang cakap dalam menggunakan software maka orang tersebut merasa bahwa pengetahuan tentang penggunaan software ini sangat bermanfaat untuk 'ditularkan' kepada karyawan lainnya. Selain dapat digunakan untuk kepentingan fungsional, hal ini juga dapat digunakan untuk manfaat lain di luar kantor.

Sharing Knowledge di antara teman-teman kerja



Apakah manfaat knowledge Sharing?

Selain manfaat yang sudah dijelaskan di atas, terdapat manfaat lainnya yang dapat secara tidak langsung meningkatkan nilai tambah bagi karyawan antara lain :


  • Meningkatkan fungsi komunikasi antara teman kerja. 
  • Meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum
  • Meningkatkan kerjasama dengan rekan kerja
  • Mempermudah karyawan dalam mengeksplorasi dan mengekspoitasi pengetahuannya sebagai bukti adanya peningkatan kompetensi di dalam dirinya, dan lainnya.


Kapan sebaiknya diadakan Knowledge Sharing?

Kegiatan ini dapat dilakukan paling sedikit sebulan sekali dengan lead speaker dan tema yang berbeda-beda. Better start it with a light knowledge, sehingga karyawan tidak menganggap kegiatan ini sebagai suatu hal yang berat atau bahkan sebagai 'pekerjaan tambahan'. Komitmen manager sangat dibutuhkan untuk menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan yang menyenangkan dan memotivasi.

Untuk memperoleh kualitas knowledge sharing yang baik tentu diperlukan knowledge management yang baik pula. Lebih bagus dibuat suatu media yang dapat menyimpan 'gudang pengetahuan' yang telah atau akan di-share dalam forum. Media tersebut bisa berupa sharing folder di jaringan kantor, atau website khusus yang menyimpan file-file yang berkaitan dengan kegiatan sharing knowledge tersebut. Hal ini sangat bermanfaat untuk karyawan yang akan me-review kembali materi yang sudah dishare.

Peningkatan kompetensi dan pengetahuan karyawan adalah suatu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan proses bisnis suatu perusahaan. Dengan kualitas sumber daya manusia yang baik, perusahaan akan lebih kompeten untuk menerima perubahan dan beradaptasi dengan kemungkinan krisis yang akan terjadi di depan.