Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Wednesday, July 27, 2016

Tata Krama Mencari Kerja melalui Sosial Media










Sebagai HRD practitioner, saya cukup sering mendapatkan pesan baik itu melalui e-mail, direct message maupun sosial media lainnya terkait dengan lowongan kerja atau permintaan-permintaan agar diterima kerja. Hal tersebut sebenarnya sah-sah saja mengingat itu adalah upaya para pencari kerja untuk mendapatkan jalan untuk mencari mata pencaharian. Namun, tahukah anda ada adab/ tata krama dalam mencari kerja? Ada satu hal yang paling penting selain kompetensi, skill, knowledge yang anda miliki, saya rasa ini jauh lebih penting dari pada apapun : sopan santun.
Kesopanan dalam mencari kerja, bahkan dalam segala aspek adalah salah satu kunci kesuksesan yang tidak mungkin kita dapatkan tanpanya. Menjadi seseorang yang santun, yang berbudi pekerti baik, akan jauh dibutuhkan oleh perusahaan dari pada orang yang pintar namun perilaku nya tidak merepresentasikan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mendapatkan first impression yang baik, terutama dari recruiter, sudah sepantasnya kita menjaga adab itu dengan sebaik-baiknya sehingga image yang anda miliki juga tidak tercoreng oleh recruiter itu sendiri.
Bagaimana tata krama dalam mencari kerja?

1. Mengenal batasan professional. Knowing your boundary.
Dengan berteman di sosial media dengan salah seorang rekruter, bukan berarti anda sudah mengenal orang tersebut dan dapat berinteraksi dengan bebas kepada orang tersebut. Apabila anda memang sangat ingin mengontak orang tersebut, lakukan dengan cara yang sopan dan bahasa yang santun. Berinteraksi lewat e-mail atau direct message adalah cara yang baik. Namun gunakan kata-kata yang resmi dan lugas sehingga recruiter tau apa yang anda maksud. Sertakan salam pembuka serta kalimat yang tidak bertele-tele. Jangan pula kecewa bila surat anda tidak dibalas. Recruiter tidak selalu memiliki lowongan pekerjaan, dan tidak juga semua waktu tercurah untuk membalas e-mail. Oleh karena itu, tidak sepantasnya mengirim pesan singkat misalnya : "Pagi kak, saya mau tanya tentang lowongan. Ada lowongan kerja di perusahaan kakak gak ya?", apalagi seperti "Hai, boleh minta nomor hp nya? Ada yang ingin saya tanyakan tentang lowongan pekerjaan." We are not playing games, Dear. Keep your professionalism with you, wherever the situation is.

2. Less is more.
Sosial media saat ini menjadi satu sistem yang sangat unik dan menjanjikan bagi para pencari kerja. Namun, prinsip less is more harus kita pegang sebaik-baiknya. Tidak perlu terlalu mengumbar keseharian dan pemikiran-pemikiran (konyol) mu di sosial media, terutama yang professional seperti Linked In. Jadikan sosial media sebagai media yang dapat secara tepat merepresentasikan dirimu ke publik. Tentu kamu tidak mau dilihat sebagai orang yang lebih sering posting gambar atau status-status update yang kurang relevan dengan dunia kerja kan? Mulailah bersikap profesional agar para rekruter mengetahui kamu sebagai orang yang tepat untuk mereka hire.

3. Be Productive
Jadikan sosial media sebagai ajang produktif dirimu. Apabila kamu senang menulis, terutama hal-hal yang menunjang kompetensi mu, share pengetahuan itu di lini masa/ time line agar para rekruter tahu at least 'permukaan' pengetahuan yang kamu miliki tentang kompetensi tertentu. Mulailah 'berteman' dengan media-media kerja professional seperti Forbes, The Muse, Psychology Today atau media-media lokal yang memiliki konten profesional yang dapat membantu kamu mencari ide-ide kreatif dan produktif. Kurangi posting hal-hal yang berbau humor apalagi pornografi. Memang, adakalanya dirimu butuh hiburan di media sosial, tapi Linked In bukan salah satunya, Dear. Mulai tempatkan dirimu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para rekruter. 
At least itu adalah 3 hal yang menurut kami sangat penting untuk disadari para pencari kerja dalam mencari pekerjaan via sosial media. Sosial media bukanlah suatu hal yang buruk dalam mengembangkan sosial networking, justru bisa menjadi alat yang sangat baik bagi kamu dalam mengekspose kemampuanmu di mata perusahaan-perusahaan.
Tetap semangat!

Thursday, July 7, 2016

Pentingnya Liburan di sela Pekerjaan


Jangan anggap liburan adalah hal sampingan dan tidak wajib dilakukan oleh setiap orang yang bekerja. Salah satu alasan pemerintah menyediakan hak cuti sebanyak minimal 12 (dua belas) hari bagi setiap pekerja. Berdasarkan Undang undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), seorang pekerja berhak atas cuti tahunan sekurang kurangnya 12 hari kerja. Salah satu alasan dikeluarkannya pasal ini adalah untuk menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi anda yang ujung-ujungnya berimplikasi pada kesehatan mental anda. So, jangan abaikan pentingnya liburan.


Liburan Menyehatkan Tubuh
Hal yang paling penting dalam liburan adalah menyehatkan pikiran anda. Kepenatan pekerjaan terutama untuk pekerjaan yang load kerjanya banyak apalagi yang perlu berpanas-panasan di lapangan, sangat rentang dengan stress kerja. Liburan merupakan obat yang cukup ampuh bagi seseroang untuk mencari udara segar di luar aktivitas kantor yang sangat baik untuk kesehatan.






Tidak perlu mahal.

Tidak perlu melakukan kegiatan liburan yang mahal apalagi harus bepergian ke luar negeri. Sisakan waktu anda untuk santai sejenak melihat pegunungan hijau, pantai, atau tempat rekreasi outdoor yang ada di dalam negeri. Berjalan-jalan keliling kota atau tempat yang belum pernah anda datangi bisa jadi pilihannya. Atau, apabila anda sangat malas bepergian jauh, sempatkan pergi ke restoran atau cafe yang memiliki suasana outdoor yang nyaman untuk sekedar ngopi dan membaca buku favorit anda.


Ngemall? Tidak ada salahnya.
Setiap orang memiliki hobi yang berbeda-beda. Bila mall adalah pilihan utama anda dalam melepas kepenatan, hal ini juga tidak ada salahnya. Namun perlu kontrol yang baik dalam berjalan-jalan di mall, jangan sampai tagihan kartu kredit atau tabungan anda terkuras gara-gara melihat sale yang menggiurkan. Menikmati eskrim terbaik di kota atau sekedar chit chat dengan teman lama di cafe di Mall merupakan salah satu kegiatan yang sangat baik dilakukan untuk mengisi liburan anda.

Resetting target pekerjaan dan hidup
Hal yang terpenting dalam mengisi liburan adalah seberapa bahagia anda setelah liburan berakhir. Jangan sampai liburan berakhir namun anda malah tetap stress dengan pekerjaan anda. Luangkan 1-2 jam dari liburan anda untuk me-reset target pekerjaan dan kehidupan pribadi anda. Lakukan evaluasi diri dan pekerjaan apa saja yang sudah dan belum dilakukan. Apabila hal tersebut sudah anda lakukan, kami yakin liburan anda meskipun sederhana akan menjadi liburan terbaik dan menyehatkan pikiran anda.