Banyaknya lay off yang dilakukan oleh perusahaan besar akhir-akhir ini membuat keputusan yang sulit bagi top management untuk menyelamatkan nasib perusahaan. Data terakhir dari merosotnya harga minyak dunia, perusahaan-perusahaan raksasa di antaranya Schlumberger, Baker Hughes, dll seperti yang dilansir dalam fortune.com terpaksa merumahkan ribuan karyawannya untuk mengantisipasi kondisi keuangan perusahaan agar tetap sehat dan dapat berkelanjutan.
18 biggest company layoffs, Fortune.com 2015 |
Keadaan krisis seperti ini membutuhkan kerjasama yang baik di level management agar dapat tetap mengarahkan laju perusahaan dengan baik di jalannya. Namun, apa peran HR di kondisi seperti ini? Jangan sampai keberadaan HR hanya menjadi fungsi penunjang yang tidak dapat berperan besar dalam menyelamatkan aset-aset perusahaan, bila salah langkah, memPHK perusahaan bukannya membuat kondisi perusahaan membaik malah menjadikannya semakin buruk. Kadang pimpinan perusahaan perlu men-challange HR untuk bersikap dalam keadaan krisis seperti ini.
Peran utama HR pada dasarnya adalah harus bisa mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan agar terus terjaga. Kegiatan operasional perusahaan yang sehat membutuhkan sumber daya manusia yang sehat dan saling menopang satu sama lain. Oleh karena itu HR team harus bisa mempertahankan talent terbaiknya agar tidak merusak kemampuan organisasi dalam menjalankan operasionalnya.
HR sebagai Strategic Management
Peran HR bukan lagi sebatas personalia yang memandang pekerjaan hanya dari segi rutinitas dan sebatas manusia nya saja. Di beberapa teori mengenai Human Resource Capital, peran HR sudah melebihi dari urusan day to day activity, namun lebih ke dimensi strategic dan kesisteman. Hal ini lebih menguatkan peran HR untuk dapat menentukan ke mana arah perusahaan akan berjalan di masa depan.
Re-aligning HR programs with company's targets |
Dalam kondisi krisis, HR harus mampu menyelaraskan program-program dan rencana kerjadengan target perusahaan yang akan dicapai. Perlu peninjauan kembali prioritas kerja HR. Tentu dengan adanya krisis, perusahaan akan ditekan untuk menjadi lebih efektif dan efisien menjalankan program kerja selanjutnya, peran HR di sini adalah untuk menjembatani, mengontrol bahkan mengaudit kinerja perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
Time to boost the Competency
Kondisi ini juga menjadi waktu yang tepat bagi HR untuk meningkatkan kompetensi pekerjanya dengan cara meberikan assignment baru yang lebih menantang dan menjadikan krisis sebagai ‘booster’ bagi setiap level pekerja agar lebih giat melakukan improvement.
Sebagian orang akan mengeluarkan performa kerja yang terbaik apabila berada dalam suatu krisis (Schoen, 2013 dalam Psychology Today). Kondisi krisis bisa menjadi alasan yang cukup baik bagi perusahaan/ atasan untuk mereview kembali performa kerja para pekerjanya, serta menjadi timing yang tepat untuk memberikan special assignment bagi pekerja (baik yang low maupun high potential) sehingga pekerja bisa lebih optimal mengerjakan tugas dengan kemampuan terbaiknya.
Bagi sebagian orang, krisis tentu akan dilihat sebagai suatu fase yang mengerikan dan mematikan kinerja perusahaan, namun tim HR yang saat ini dituntut untuk lebih memegang dimensi strategic perusahaan, harus bisa menjadikan kondisi krisis sebagai fase bagi perusahaan untuk mengambil nafas baru. Waktu yang tepat untuk mereevaluasi, bahkan memutar nahkoda perusahaan yang tersesat menjadi ke arah yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment