Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Thursday, January 2, 2014

Tes Psikologi (Psikotes) dalam Rekrutmen

Lulus dari kampus, kebanyakan orang mencari kerja di perusahaan yang diinginkan. Tapi jaman sekarang, nyari kerja tidak mudah. Makin banyak jobseeker di luar, makin sedikit pula kesempatan untuk menempati posisi tertentu di perusahaan.
Hampir semua perusahaan akan menerapkan sistem tahapan rekrutmen untuk menempati posisi yang vacant. Satu dari beberapa tahapan itu adalah Psikotes.

Psycho test.. What is it?
Psikotes adalah suatu tes/ ujian yang diberikan kepada seseorang untuk mengetahui kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh orang tersebut. Kemampuan seperti apa yang ingin diketahui? Jenisnya macam -macam sekali. Dari mulai kemampuan akademis, kemampuan logika, kemampuan kebahasaan, kemampuan spasial, dan sebagainya. Singkatnya, psikotes adalah suatu alat yang dibuat untuk mengetahui kondisi non fisik seseorang.
Tes Psikologi masih digunakan sebagai saringan awal yang cukup handal karena metode ini cukup bisa memotret kepribadian seseorang pada saat dia melakukan tes tersebut.


Sounds amazing, huh?

For your information, rekrutmen yang menggunakan psikotes biasanya merupakan rekrutmen awal untuk pekerja yang masa kerjanya di bawah 5 tahun.
After 5 years working, company usually don't do psycho test to you, they look at your experience. So, psikotes adalah semacam saringan awal buat mereka yang baru mau bergabung ke dunia kerja agar perusahaan tidak terlalu salah pilih orang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai perusahaannya. Untuk orang yang hired by experience, biasanya sudah tidak berlaku lagi psikotes.

Actually, tes psikologi tidak hanya dipakai untuk urusan rekrutmen organisasi saja. Bisa juga dipakai untuk mengetahui minat dan bakat, untuk mengetahui gangguan kepribadian, dan sebagainya. Based on the theme of this blog, I will explain to you about psycho tests that usually used in recruitment. Istilah tes ini tidak akurat secara ilmu psikologi, tapi saya akan coba menjelaskannya secara umum. :)

1. Riwayat Hidup
Yup! Pengisian riwayat hidup adalah salah satu kunci suksesnya psikotes. Believe it. Kalau kamu berpikir bahwa pengisian riwayat hidup boleh asal-asalan, that's a huge mistake. Sehebat-hebatnya seseorang dalam melakukan tes intelegensi, gambar, dll, apabila cara mengisi riwayat hidupnya keliru, that will be waste.
Well, I have a little tips for you.
Dalam riwayat hidup akan ditemui pertanyaan : 3 sifat positif, dan 3 sifat negatif. For many people, mengisi 3 sifat positif akan jauh lebih mudah dari pada mengisi yang negatif. Saya cukup sering melakukan pengetesan untuk beberapa perusahaan waktu masih jadi associate assesor di Biro Psikologi Unpad. Biasanya ada mahasiswa freshgraduate dari lulusan universitas beken sulit sekali mengisi kelemahan dirinya, mungkin karena ingin asesor melihatnya serba bisa tanpa kekurangan. Bahkan ada yang dengan pede nya bilang kalau dia gak bisa menemukan kelemahan/ sifat negatifnya. "Saya gak punya sifat negatif, negatifnya mungkin terlalu pinter kali ya, atau terlalu ganteng."
Man, please just don't ever act like that. Dengan berbicara seperti itu justru memperlihatkan bahwa banyak banget sifat negatif di diri kalian. We know you are smart, we know you're graduated with great GPA, but just don't be arrogant!


Bila kamu lupa tahun pendidikan atau pelatihan, silakan lihat curriculum vitae mu saat psikotes untuk keakuratan data.

2. Tes Intelegensi
Tes Intelegensi dalam Psikotes banyak sekali macamnya. Jenis-jenisnya pun sudah banyak bertebaran di internet maupun toko-toko buku. I will give you example, IST, TIKI. Masih valid kah?
For some people, it is valid. But for some people, it might be not. But why they still use them?
Membuat satu alat ukur tes psikologi tidak semudah membuat soal ujian pelajaran biasa. Banyak hal yang harus dicermati untuk bisa mengukur suatu kemampuan tertentu. Banyak buku-buku atau ebook bertebaran yang memberikan contoh-contoh soal tes tertentu. For me, personally, that's nothing wrong with that. But make sure that you know what you really need to know.
Let me explain this.
Rekrutmen dilakukan tidak hanya menjaring kebutuhan vakansi saja, tapi juga mengetahui bakat dan kemampuan calon pekerja agar nantinya memasuki posisi yang cocok dan nyaman baginya. Misalnya, untuk menempati staff administrasi suatu pabrik yang mengelola ribuan data setiap harinya, tentu dibutuhkan pekerja yang teliti, teratur, dan konsisten dalam pengerjaan. Sementara ada seseorang yang memiliki kepribadian kreatif, imaginatif, dan biasa bekerja diluar aturan ingin sekali menempati posisi tersebut, let's say karena salary nya memang besar. Apa cocok? So, psychological test build to answer that question. Kemudian orang tersebut memutuskan untuk membeli buku-buku primbon tes psikologi dan latihan banyak sekali soal kemudian mentalnya dibuat semaksimal mungkin dapat menjawab semua pertanyaan dalam psikotes. Ternyata dia lolos, dan masuk ke tahap selanjutnya.. let's say he passes the recruitment dan ditempatkan di posisi tersebut. Beberapa bulan kemudian dia merasa tidak betah karena kepribadiannya yang kreatif dan ingin membuat inovasi tidak bisa dikekang dengan pekerjaan yang rutin itu. Jadi salah siapa?
Who's to blame? The position? The Boss? Or the person?
Itulah alasan mengapa biasanya psikologi tester hanya bilang 'Dalam tes ini tidak diperlukan persiapan apapun, cukup konsentrasi dan dengarkan instruksi saja.' It's that simple. Why are you trying so hard?
Dengan mental dan psikologis yang tenang tanpa bekal apapun, akan membentuk hasil tes psikologi yang pure dan sesuai dengan kemampuan. We are not only finding smart people, we find the right people to placed in the right place. Buatlah diri anda bijak dalam menjalani psikotes, karena kita tidak pernah tahu yang terbaik, kita hanya bisa berusaha. And we will respect you so much when you do the test all by your self.
Itu juga yang terjadi pada tes gambar, yang akan kita bahas selanjutnya.
Nih contoh soal-soal psikotes CPNS yang bertebaran di mana-mana


3. Tes Gambar
Coba search tentang psikotes gambar di internet, ribuan file gambar akan kamu lihat dengan mudah tentang jenis-jenis tes gambar di psikotes. Here are some question that I used to get from many people
- Kalau gak bisa gambar gimana? Nanti gambarnya jelek terus gak lolos?
- Kalau anak senirupa kan gambarnya bagus, pasti lulus dong?
- Aku cewek, trus pas tes Wartegg aku gambar kotak 4 yang pertama, pasti aku ada penyimpangan seks ya?
- Kalau gambar orang banyak asesorisnya pasti gak akan lulus ya?
- Aku gambar pohon buahnya banyak, pasti salah ya?

I will answer by one word : No.

No. No. NO NO NO

I'm answering no, that means it's not like what you think. Kepribadian seseorang tidak bisa dilihat karena kamu gambar buah mangga 5 biji, atau karena kamu menggambar ibu-ibu dengan anting dan kalung. Hey, it's science not magic. We are psychologist not psychics!
Untuk menjustifikasi kepribadian seseorang perlu analisa yang menyeluruh dari mulai riwayat hidup dan tes-tes kepribadian sebelumnya. Ibarat melihat gajah, kita tidak bisa mengklaim itu seekor gajah apabila kita hanya melihat ekornya saja atau belalainya saja. Kita perlu mengumpulkan semua gambar untuk menemukan suatu gajah yang utuh, right?
My advice is, seperti tes intelegensi, tes gambar yang merupakan proyeksi dari kepribadian kita juga harus dilakukan sesuai dengan kemampuan dan pribadi kita masing-masing. Jangan sampai primbon atau kasak-kusuk tidak jelas di internet mempengaruhi kamu untuk mengerjakannya. Just be your self, so we can analyze what are you really good at, friends.
You don't want to be in wrong place, do you?


4. Tes Kecepatan Kerja

Actually it's not only speed test. Dalam kacamata psikologi yang lebih wide, tes seperti Pauli atau Kraeplin tidak cuma dianggap sebagai tes kecepatan biasa, di sini juga bisa dilihat intelegensi seseorang bahkan kepribadiannya. Intinya tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan secepat-secepatnya, sebanyak-banyaknya dan seteliti mungkin. Dan di sini hampir tidak mungkin ada kata cheating atau mencontek. Semua kesalahan atau kesengajaan dapat dianalisa dengan baik di tes ini (tergantung asesornya). Jadi, if you want to cheat, pleace think twice. Tidak usah terlalu inovatif dan kreatif dengan mengerjakan tes ini secara random, lompat-lompat angka, atau lompat lompat baris. Semua terlihat dan dapat dianalisa. My advice is, just do it with all your efforts, but use your energy wise. Don't waste your energy at the beginning, that's only makes you tired in the end. Tapi kembali lagi, kerjakan sesuai yang kamu bisa saja :)

5. Tes Jenis Kepribadian
Tes ini sangat sederhana. Misalnya EPPS, Papi Kostick, DISC, dll. Kita diharapkan hanya mengisi salah satu dari beberapa pilihan pernyataan yang paling mendekati kebiasaan kita. Nantinya kita akan dikelompokkan untuk masuk ke kelompok kepribadian tertentu. Jangan berusaha untuk menjadi orang lain atau tidak sesuai dengan kenyataan. All we want is only your honesty, friends. Tips dari saya, jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, dan tidak perlu banyak pertimbangan.
It's only that easy!

So, that's some kind of psychology test. Untuk menjelaskan mengenai tes psikologi dengan lebih rinci tidak bisa selesai dalam satu artikel. Untuk satu jenis tes analisanya bisa sangat mendalam, dan akan sangat disayangkan apabila kita mengerjakannya tanpa pertimbangan dan 'asal beres'. Recruiter di suatu perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menempatkan kamu di posisi terbaik, not only good for them, but also good for you.

Next time I will explain more about recruitment.
Salam!