Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Monday, September 28, 2015

Memahami Tes Pauli

Sebelum lebih jauh membahas tentang tes Pauli yang dilakukan dalam rekrutmen, ada baiknya kita memahami tujuan dari Psikotes. Psikotes adalah suatu metode yang digunakan untuk dapat memotret kepribadian seseorang untuk tujuan tertentu. Mengapa kepribadian perlu dipotret? Tentu saja hal ini penting agar suatu perusahaan tidak ‘membeli kucing dalam karung’. Apa tujuan dilakukannya psikotes? Bisa untuk keperluan rekrutmen, bisa untuk mengetahui bakat, atau mengukur kompetensi seseorang. 
Manusia adalah makhluk hidup yang sangat kompleks dari mulai segi fisik dan nonfisiknya. Salah satu jalan untuk ‘menebak’ manusia dari segi mental adalah melalui psikotes. 

Namanya tebak-tebakan, belum tentu 100% akurat. Itulah sebabnya psikotes dibuat secara teliti dan rumit, tujuannya agar tebakan assessor kepada individu tersebut terjawab dengan benar seoptimal mungkin. Tentu saja kemampuan seseorang tidak bisa 'dipotret' sekali jadi. Tidak ada alat ukur psikotes yang bisa memotret semua aspek kepribadian seorang manusia dengan sempurna. Setiap alat psikotes mempunyai kelebihannya sendiri-sendiri. Ibarat kamera, ada perbedaan antara kamera DSLR atau kamera analog dalam memotret gambar, dilihat dari segi ketajamannya, warna nya, atau kemudahan penggunaannya.

Beda jenis kamera, beda pula ketajaman gambarnya.

Begitu pula dengan psikotes. Setiap alat tes memiliki keunggulan masing-masing untuk memotret ‘segi’ tertentu dari mental manusia. Kali ini kita akan membahas alat tes Pauli.

Alat tes Pauli adalah penyempurnaan dari alat tes Kraeplin yang diciptakan oleh Emil Kraeplin di akhir abad 19 dengan tujuan untuk mendiagnosa gangguan otak seperti Demensia dan Alzeimer. Tes Pauli dibuat oleh Richard Pauli dkk pada tahun 1951 dengan metode yang lebih kompleks sehingga meningkatkan validitas dan realibilitas alat ukur kraeplin.

Pada sekarang ini alat tes pauli merupakan alat tes yang sangat populer digunakan oleh kalangan praktisi psikologi untuk mengukur beberapa aspek mental manusia. Alat tes ini mampu mengukur : 
  • Aspek ketekunan (daya tahan) - Tes ini mampu menguji seberapa tangguh seseorang mengatasi masalah yang kompleks dan ambigu, dalam waktu yang terbatas, dan bagaimana tingkat stabilitasnya.
  • Aspek motivasi - Tes ini mampu mengukur kemauan dan motivasi seseorang ketika melakukan hal-hal yang rumit dan khusus
  • Aspek Emosi - Tes ini mengukur kemampuan seseorang untuk mengelola emosi dan mengendalikan diri ketika sedang dalam keadaan underpressure.
  • Aspek penyesuaian - Tes ini dapat digunakan untuk mengukur kecepatan seseorang dalam menyesuaikan atau beradaptasi dengan sesuatu yang mungkin benar-benar baru.
  • Aspek stabilitas diri - Tes ini mampu mengukur kualitas stabilitas kerja seseorang dari waktu ke waktu.


Itulah mengapa kebanyakan perusahaan menggunakan alat ukur ini dalam kegiatan recruitment karena tingkat validitasnya cukup tinggi dari masa ke masa dibandingkan alat ukur kemampuan lainnya yang melibatkan budaya-budaya/ latar belakang tertentu dalam menjawab persoalan. Alat ukur ini hampir bisa dipergunakan oleh semua kalangan berpendidikan dari latar belakang manapun.

Situasi Psikotes yang diikuti oleh berbagai kalangan dan latar belakang individu.

Bagaimana pengerjaan tes ini? 

Seperti yang kita ketahui, tes ini memerlukan alat bantu khusus yang hanya dimiliki oleh kalangan Psikolog. Alat tes ini tidak dijual bebas dan hanya dikeluarkan oleh Psikolog yang bertanggung jawab di bidangnya. Pada dasarnya alat ukur ini sangat sederhana, hanya membutuhkan kemampuan berhitung dan mendengarkan instruksi. Oleh karena itu hampir semua orang yang mampu menulis dan menghitung akan dapat mengerjakan tes ini. 
Secara umum saya gambarkan alat ukur tersebut terdiri atas banyak angka-angka, dan tugas subjek hanyalah menjumlahkan setiap dua buah angka, dan menuliskan jawabannya. Namun kepada setiap orang akan diberikan batas waktu tertentu untuk dapat mengerjakan tugas ini sebanyak-banyaknya dan seteliti mungkin. Oleh karena itu desain pembuatan alat bantu tes ini juga dibuat seoptimal mungkin agar subjek dapat mengerjakan dengan cepat.

Mengapa harus sebanyak-banyaknya? Hal ini akan mengukur seberapa besar kemampuan kita dalam mengerjakan tugas yang banyak.
Mengapa harus seteliti mungkin? hal ini akan mengukur seberapa baik kualitas kita dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 

As simple as that.

Apakah ada trik khusus dalam mengerjakan alat tes ini?
Tidak ada. 
Semua orang akan dapat mengerjakan tes ini dengan baik selama ia mendengarkan instruksi dari asesor. Perihal batas minimal hasil kerja, hal itu sangat tergantung dari tujuan dilakukannya tes ini. Apabila tes ini hanya digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang, tentu tidak ada istilah batas lolos dan tidak lolos. 
Ibarat sebuah potret wajah, tidak ada potret wajah yang lolos atau tidak lolos, semua potret wajah itu baik, tergantung untuk keperluan apa potret wajah itu dibuat. Namun, bila potret wajah dicetak untuk kepentingan rekrutmen agensi model, tentu wajah itu harus mulus, putih bersih dan tak bernoda.

Untuk rekrutmen perusahaan sendiri, hal tersebut tergantung kebutuhan posisi di perusahaan itu. Tentu posisi jabatan seorang Petroleum Engineer menuntut ketelitian dan mampu mengerjakan tes pauli lebih banyak dari pada seorang cleaning service. See the difference?

Bagaimana pemeriksaan tes pauli oleh Asesor?

Banyak yang bertanya mengenai metode yang dilakukan psikolog untuk memeriksa pengerjaan tes ini. 

Apakah kami memeriksa hasil penjumlahan? Ya.
Apakah kami memeriksa ada penjumlahan yang terlewat? Ya.
Apakah kami memeriksa kejelasan penulisan angka-angka oleh subjek? Ya.

Para psikolog dilatih untuk dapat memeriksa hasil pengerjaan tes seoptimal mungkin. Karena validitas sebuah alat tes tidak akan lepas dari kemampuan asesor dalam memberikan penilaian yang objektif dan reliable. Seberapa kecilpun anda mencoba untuk membuat kecurangan dari pengerjaan tes ini, seorang asesor yang cermat dan berpengalaman akan dapat mengetahuinya. Oleh karena itu kerjakanlah tes ini seoptimal mungkin, sebaik-baiknya sesuai dengan metode yang hanya diinstruksikan oleh asesor. Para psikolog juga tentu telah memiliki alat bantu dan sistem yang dapat memetakan laporan kepribadian dengan akurat.

Sebagai praktisi psikologi saya tidak dapat memberitahukan bagaimana cara alat tes ini diperiksa. Begitu banyak blog di luar sana yang menjelaskan hal itu bila anda benar-benar ingin tahu. Hal itu terserah kepada anda, mau memotret diri anda dengan kamera yang tajam dan akurat, atau anda ingin membuat potret diri anda penuh editan photoshop sehingga membuat orang lain tidak bisa mengenal diri anda lagi. :D 

Real Picture vs Photoshopped Picture :D