Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Tuesday, April 5, 2016

Penilaian Kerja dan Impact Bagi Pekerja

Pada akhir tahun atau awal tahun biasanya pekerja akan dinilai kinerjanya selama satu tahun. Performance Appraisal, atau Penilaian Kinerja ini beragam macamnya di masing-masing perusahaan. Ada yang berdasarkan Key Performance Indicator (KPI), ada yang berdasarkan balance scorecard atau hal lainnya. Semua itu tujuannya sama yaitu menilai kinerja orang tersebut dan hasilnya memungkinkan untuk dijadikan bahan evaluasi untuk tahun mendatang. Hal ini juga bisa jadi berpengaruh terhadap jumlah insentif yang akan diterima atau rencana pengembangan/ pembelajaran bagi orang tersebut.


Namun apa jadinya bila penilaian itu tidak terlaksana dengan baik dan adil?

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penilaian seorang pekerja antara lain :

1. Ketidakjelasan target kerja yang disepakati oleh atasan dan bawahan
2. Penilaian subjektif yang dilakukan oleh atasan
3. Keterbatasan sistem, misalnya karena adanya sistem distribusi yang harus diikuti.
dan lain-lain.

Faktor-faktor tersebut terkadang tidak bisa dihindari dalam suatu perusahaan oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang optimal dalam meminimalisasi keadaan tersebut. Sesuai dengan penelitian dari Ferdiana, 2009 mengenai pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi karyawan, terlihat pengaruh yang kuat dan positif. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian kerja merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata oleh HR.
Apabila hal ini tidak dilakukan dengan baik dan jelas, karyawan dapat kehilangan motivasi kerja dan merasa tidak dihargai.
Oleh karena itu penilaian pekerja bukan hanya menjadi tanggung jawab atasan tapi menjadi tanggung jawab semua stakeholder yang ada di perusahaan baik itu karyawan, manajemen dan juga pihak penunjang lainnya. 

Perusahaan biasanya melakukan penilaian pekerja berdasarkan penilaian dari atasannya, namun 
pada beberapa perusahaan sudah menerapkan penilaian pekerja dengan cara 360 derajat artinya seseorang akan dilihat dan dinilai kinerjanya oleh semua pihak yang pernah bekerja dengannya misalnya peer/ rekan selevel, subordinatnya, ataupun atasannya. Dengan penilaian yang menyeluruh, akan semakin objektif pula evidence yang diberikan untuk menilai seseorang.

Penilaian yang objektif akan memunculkan motivasi kerja kepada pekerja/ karyawan. Sebaliknya, penilaian yang subjektif, tidak clear dan tidak transparan akan membuat pekerja tidak termotivasi untuk memberikan performa kerja yang baik.