Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Tuesday, January 26, 2016

Tips Menyusun Target Kerja di Awal Tahun


Awal tahun biasanya menjadi periode yang tepat bagi perusahaan dalam menyusun target. Setelah melakukan evaluasi dan rencana implementasi selanjutnya, target-target yang harus dicapai oleh perusahaan di tahun berikutnya akan diturunkan kepada manajemen dan para pekerjanya.  Menurut penelitian, penetapan target kerja dengan metode top down merupakan metode yang cukup efektif untuk menyelesaikan permasalahan di suatu perusahaan.  

Metode top down adalah penurunan target dari manajerial ke bawahan-bawahan yang ada di fungsi/ divisi tersebut sehingga setiap bawahan mengerjakan tugas yang menjadi permasalahan utama perusahaan. Untuk fungsi yang berkaitan dengan target produksi misalnya, pekerja yang bekerja di dalam divisi tersebut harus bekerjasama dan membagi target dengan peer nya yang lain agar target atasannya tercapai 100%. Oleh karena itu, perusahaan besar yang mampu menetapkan ukuran targetnya dengan baik akan lebih mudah menurunkan target kerja ke para bawahannya. Biasanya perusahaan akan menggunakan KPI atau Key performance Indicator dalam pembuatan target kerja. KPI akan kita bahas di posting yang lain.

Target kerja membuat proses pekerjaan kita lebih terarah




Memang, tidak ada salahnya untuk membuat target kerja yang berbeda dengan target atasan, misalnya untuk fungsi atau divisi yang biasanya berkaitan erat dengan penciptaan kreasi  atau innovasi. Target kerja seperti ini akan lebih sulit diukur dari pada target kerja yang bersifat angka-angka. Namun hal itu tidak salah. Setiap pekerja di suatu divisi dapat memiliki target kerja yang berbeda-beda selama itu diapprove oleh atasan dan menjadi landasan bagi perusahaan untuk melakukan proses bisnisnya.

Berikut tips untuk menyusun target kerja di awal tahun yang SMART.

1. Specific
Buatlah target kerja yang spesifik, artinya yang menyasar kepada suatu bidang pekerjaan tertentu. Hindari konflik kepentingan atau tumpang tindih dengan target kerja lainnya. 

2. Measurable
Target kerja sebaiknya dapat terukur (measurable) dari segi tata waktu, besaran, bobot, dll. Tentukan target kerja bersama dengan target tercapainya waktu, dan ukuran di dalamnya. Hindari target kerja yang berkaitan dengan banyak faktor eksternal, misalnya di suatu puskesmas seorang perawat memiliki target kerja menyehatkan penduduk kota Cimahi di tahun 2016. Bagaimana ukuran ‘sehat’ tersebut dapat diimplementasikan? Apakah ukuran sehat tersebut dapat dikerjakan oleh seorang perawat?
Oleh karena itu, target kerja harus measurable, artinya dapat memiliki satuan ukur yang jelas. Contohnya : Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai ASI kepada ibu hamil di Kota Cimahi sebanyak 6 kali dalam 1 tahun.

3. Achieveable
Buatlah target kerja yang realistis dan memungkinkan untuk dikerjakan. Hal ini dapat diperoleh dari target kerja atasan sehingga jelas apa yang harus dilakukan oleh para bawahannya. Jangan membuat target kerja secara overconfident. Hindari membuat target kerja berlebihan tetapi tidak maksimal dalam pengerjaannya sehingga akan membuat pekerjaan tambahan di periode berikutnya. Pastikan target tersebut dapat kamu kerjakan secara optimal dan efektif.

4. Relevant
Pastikan bahwa target kerja yang kamu buat tidak terkait dengan kepentingan apapun selain target perusahaan. Target harus relevan dengan bidang pekerjaan, posisi kamu di perusahaan dan tujuan perusahaan secara umum. Target yang tidak relevan dengan kemajuan perusahaan akan membuat cost yang besar dan merugikan banyak pihak.

5. Time bound
Tentukan target yang terikat dengan waktu. Misalnya apabila target tahun ini anda harus mendapatkan client asuransi sebanyak-banyaknya, buatlah target kerja bersama dengan tata waktu yang jelas. Contoh : Memperoleh 100 orang client baru di tahun 2016. Bila perlu, breakdown lagi target kerja tersebut menjadi beberapa kuartal waktu agar lebih mudah dimonitoring pencapaiannya.


Dengan membuat target kerja yang jelas sesuai dengan kaidah SMART, hal tersebut lebih mudah kita capai serta dapat dimonitor dengan baik dalam setiap periode waktu. Ada 1 tambahan sifat target yang bisa kita tambahkan, yaitu Controllable. Target kerja yang kita buat harus dapat kita kontrol sehingga sangat sedikit faktor eksternal yang dapat ditekan agar target tersebut ‘pure’ dari hasil kerja kita sendiri.

Selamat menentukan target baru di tahun 2016.