Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Wednesday, December 23, 2015

Psikotes dalam Rekrutmen, perlukah?

Psikotes bukanlah barang yang aneh buat para HRD dalam menjaring kandidat terbaik dalam suatu posisi yang vacant. Selain kemampuan dan kompetensi yang memadai mengenai tugas dan jabatan di posisi tersebut, kepribadian juga dinilai penting untuk memasukkan seseorang di posisi tertentu. Menagapa?

Psikotes adalah alat yang mampu melihat kepribadian seseorang yang mungkin muncul dalam kondisi-kondisi tertentu saat bekerja di posisinya nanti. Oleh karena itu karena kegunaannya yang dapat memprediksi kemungkinan tersebut psikotes sering dijadikan alat ampuh bagi para HRD dalam merekrut karyawan.

Tapi banyak orang yang tidak memiliki pendapat senada dengan para praktisi psikologi. Ada golongan yang menganggap bahwa kepribadian bukanlah suatu hal yang penting sejauh orang tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mungkin bisa diselesaikan dengan melakukan interview/ wawancara.

Proses Psikotes dalam Rekrutmen di ruangan yang besar

Memang, untuk posisi tertentu hal ini bisa saja terjadi. Namun, untuk menjaring kualitas pekerja terbaik sehingga perusahaan tidak membeli kucing dalam karung, psikotes sebaiknya dilakukan dengan tujuan untuk :


  • Mempelajari latar belakang seseorang (melalui Riwayat Hidup)
  • Mempelajari kepribadian seseorang dilihat dari berbagai aspek
  • Mengetahui prediksi perilaku yang mungkin dilakukan oleh seseorang apabila menghadapi kondisi tertentu


Alat tes psikologi berbeda-beda tipe nya, dan beda pula tujuan penggunaannya. Maka dari itu, semakin banyak alat tes yang diberikan kepada seseorang, semakin banyak pula informasi yang dapat digali dari orang tersebut. Tidak heran untuk perusahaan-perusahaan besar sekarang memerlukan waktu untuk melakukan psikotes yang cukup panjang bagi calon pekerjanya.


Apakah hasil tes psikologi akurat?

Pertanyaan ini tentu akan berkaitan dengan berbagai faktor antara lain bagaimana kualitas alat tes yang digunakan, bagaimana cara penyampaian tes dari tester, bagaimana kondisi ruangan tes nya apakah dapat menunjang konsentrasi testee/ tidak. Belum lagi faktor internal dari testee sendiri, seperti kesehatannya, kesiapannya dalam menerima tes (sudah makan/ belum dll). Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam 'memotret' kondisi seseorang dalam psikotes, semua faktor tersebut harus diperkecil kemungkinan gangguannya. 

Tidak ada benar atau salah dalam psikotes. Benarnya seseorang menjawab pertanyaan dalam psikotes berarti orang tersbut mampu 'menanggapi' rangsang yang dibuat oleh psikolog. Ketidakmampuan seseorang dalam menjawab pertanyaan seseorang dapat diartikan bahwa orang tersebut 'belum atau tidak mampu' dalam menanggapi rangsang, dan hal tersebut akan terpeta kan dalam kepribadian tertentu. Oleh karena itu, jangan khawatir untuk memberikan pernyataan yang sejujur-jujurnya dan seoptimal mungkin dalam mengerjakan psikotes. Semakin murni kejujuran seseorang, semakin akurat hasil psikolog dalam menilai orang tersebut.
Oleh karena itu, bersikaplah dewasa dalam menyikapi tes psikologi. Persiapkan fisik dan mental sebaik-baiknya untuk beberapa jam saja di mana anda akan 'dipotret' keadaan psikologisnya. Tidak lulus psikotes bukan berarti anda tidak mampu menjabat posisi tersebut, namun bisa jadi kepribadian anda memang tidak cocok berada di sana sehingga malah memperburuk kondisi kepribadian bahkan kehidupan anda nantinya apabila dipaksakan.