Blog ini berisi tulisan dan artikel menarik seputar Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Psikologi serta Dunia Kerja.
Mari berbagi ilmu dan pengalaman anda di sini!

Monday, October 5, 2015

4 Hal yang harus dihindari dalam Menjawab Pertanyaan Interviewer : 'Apakah anda pernah berbuat salah?'

Interview adalah tahapan rekrutmen yang umum dilakukan 

Interview merupakan tahapan rekrutmen yang hampir pasti dilakukan oleh setiap perusahaan. Menjaring informasi secara kualitatif melalui interview sangat membantu rekruter untuk menggambarkan secara spesifik perilaku kandidat pekerjanya di masa depan. Pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh rekruter adalah : "Apakah anda pernah berbuat kesalahan pada saat bekerja?"

Sebenarnya hal ini menjadi tricky bagi calon kandidat, karena apabila salah menjawab maka rekruter akan melihat anda tidak capable dalam mengerjakan tugas. Namun, seperti pertanyaan interview yang lain, hal ini harus dijawab dengan jujur dan bijak.
Berikut kesalahan yang mungkin terjadi dan tentunya harus dihindari dalam menjawab pertanyaan seperti ini :

1. Berbohong mengenai kesalahan di masa lalu
Kadang ada kandidat pekerja yang merasa tidak pernah berbuat salah dan ingin dilihat benar oleh rekruter sehingga ia mengada-ada dalam menjawab pertanyaan. Ingat, dengan berbohong hanya akan membuat anda menjadi lebih tenggelam dalam kesalahan, karena rekruter akan mengejar jawaban anda lebih spesifik lagi untuk menggambarkan perilaku anda di masa lalu.

2. Menyalahkan orang lain atas kesalahan
Hal ini sering terjadi karena anda tidak ingin dinilai sebagai penyebab utama terjadinya kesalahan. Padahal dengan menyalahkan orang lain, anda bisa jadi dinilai tidak bijak dalam menanggapi masalah, hal ini juga bisa mencerminkan kualitas relasi anda dengan teman kantor nantinya.

3. Menyalahkan perusahaan
Lebih buruk lagi, seorang kandidat bisa jadi menyalahkan perusahaan karena kesalahan yang diperbuatnya. Hal ini bisa dilihat sebagai kualitas anda beradaptasi dengan budaya baru yang lebih besar di luar kontrol anda. Bagaimanapun juga perusahaan adalah tempat anda bernaung, sudah seharusnya anda yang menempatkan diri dengan benar di posisi tersebut bukan menyalahkan perusahaan atas kondisi yang ada.

4. Tidak mau mengakui kesalahan pribadi atau tim nya.
Terkadang ada kandidat pekerja yang menjelaskan kesalahan dengan tidak jelas dan tidak mau mengakui kesalahan tersebut sebenarnya ada pada dirinya sendiri atau timnya. Perilaku seperti ini harus dihindari karena bagaimanapun juga rekruter ingin mengetahui sejauh mana anda dapat menyelesaikan suatu permasalahan agar dapat diketahui langkah apa yang akan anda ambil bila menemui permasalahan di masa depan.

Tujuan dilakukannya pertanyaan seperti ini oleh interviewer ialah untuk menganalisa perilaku konkrit seperti apa yang dilakukan oleh kandidatnya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini bisa melihat aspek problem solving, komunikasi, resistensi, defense dan hal-hal yang tersembunyi lainnya dalam manusia. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan, setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan namun hal yang terpenting ialah menjelaskan langkah yang sudah anda ambil untuk keluar dari permasalahan itu dengan bijaksana dan dapat mengakui kesalahan anda untuk dijadikan pelajaran berharga di masa depan.

Remember, experience is the best teacher, and it can't easily earned without something you pay.  

Are you fit for your job?


"Saya cocok gak sih sebenernya untuk kerja di sini?"
Kadang pertanyaan tersebut terbesit di benak para pekerja baru yang memulai karirnya di suatu perusahaan.
Pertanyaan tersebut muncul biasanya karena sudah mengalami beberapa kendala yang didapatkan di kantor atau tempat bekerja.
Ternyata, ada sedikitnya dua faktor yang menyebabkan kita menjadi cocok atau 'fitted in' dalam suatu pekerjaan. Dua faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Person - Organization Fit.
culture mismatch

Personality - Organization fit (PO) adalah keadaan dimana kepribadian dari individu sesuai dengan karakteristik dari suatu organisasi. 
Keadaan ini memungkinkan seseorang untuk dapat beradaptasi dengan budaya yang ada di suatu perusahaan. Ingat, budaya berbeda dengan pekerjaan. Apabila kamu termasuk dalam pekerja yang PO, artinya kamu hampir selalu bisa beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan, situasi kerja dan budaya yang muncul di lingkungan perusahaan. Misalnya dari schedule/ waktu kerja, culture, cara berinteraksi, cara berpakaian dan hal-hal lain yang menjadi suatu kebiasaan dalam organisasi.
Seseorang yang fit dengan organisasi tempat bekerjanya, biasanya lebih mudah membawa perasaan dan situasi yang nyaman dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan engagement terhadap perusahaan karena lebih mudah menyesuaikan dengan kebiasaan yang ada dalam diri kita.
For some people, it might be so hard. Ada orang-orang yang tidak bisa mengbah kebiasaan diri nya di rumah atau di kampus sehingga saat ia harus berada di lingkungan baru di mana dia harus mengubah kebiasaannya hal in menjadi sulit.

2. Person - Job fit

Salah satu hal yang sulit diperoleh dalam suatu pekerjaan adalah kecocokan kita dengan pekerjaan tersebut. Hal ini berkaitan dengan tugas yang harus dikerjakan, kecocokan kompetensi kita dengan pekerjaan itu, termasuk dengan cara kerja atasan kita untuk memberikan tugas-tugas pada kita. Hal ini menjadi syarat yang penting aga seseorang dapat bertahan di pekerjaannya itu. 

Sudahkah kita merasa cocok dengan kedua hal tersebut? Ataukah ada faktor lain di samping keduanya?

Salary maybe? 😄


Tidak semua orang harus cocok menempati posisi tertentu dalam suatu perusahaan